Hal-Hal yang Membatalkan Puasa dan Cara Menjaga Keabsahan Ibadah

Rabu 12 Mar 2025 - 19:05 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Budi Setiawan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Puasa Ramadan adalah salah satu ibadah yang sangat penting dalam Islam dan menjadi kewajiban bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat. Agar puasa yang dilakukan tetap sah dan diterima oleh Allah SWT, penting untuk memahami hal-hal yang dapat membatalkannya.

Jika ada hal-hal tertentu yang dilakukan dengan sengaja, maka puasa wajib diganti sesuai ketentuan yang berlaku. Salah satu hal yang paling jelas membatalkan puasa adalah makan dan minum dengan sengaja. Jika seseorang memasukkan makanan atau minuman ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, telinga, dubur, atau kemaluan, maka puasanya batal.

Namun, jika makanan atau minuman masuk ke dalam tubuh secara tidak sengaja, seperti debu yang terhirup atau air yang tertelan saat berkumur, puasa tetap sah. Selain itu, jika seseorang lupa bahwa sedang berpuasa dan makan atau minum, puasanya juga tetap sah dan dapat dilanjutkan.

Hal lain yang membatalkan puasa adalah hubungan suami istri di siang hari. Berdasarkan QS. Al-Baqarah: 187, hubungan suami istri hanya diperbolehkan di malam hari selama bulan Ramadan. Jika seseorang melakukan hubungan suami istri di siang hari, maka puasanya batal dan ia wajib mengganti puasa (qadha) serta melaksanakan kafarat, yaitu memerdekakan seorang budak mukmin, berpuasa dua bulan berturut-turut, atau memberi makan 60 orang miskin.

Bagi wanita, haid dan nifas menjadi hal yang membatalkan puasa. Ketika seorang wanita mengalami haid atau nifas di siang hari, meskipun mendekati waktu berbuka, puasanya batal dan harus diganti setelah Ramadan berakhir. Selain itu, keluarnya mani dengan sengaja juga membatalkan puasa, baik melalui masturbasi, rangsangan, atau hubungan fisik yang disengaja.

Namun, jika mani keluar karena mimpi basah (ihtilam), puasanya tetap sah karena hal tersebut terjadi di luar kendali. Selain itu, puasa juga batal jika seseorang kehilangan akal atau mengalami gangguan jiwa di siang hari. Puasa hanya diwajibkan bagi orang yang berakal sehat, dan jika seseorang kehilangan akal dalam waktu yang lama, ia tidak diwajibkan mengganti puasanya.

Selain itu, murtad atau keluar dari Islam selama berpuasa juga membatalkan puasa. Tindakan yang menyebabkan seseorang keluar dari Islam, seperti mengingkari rukun iman atau melakukan syirik, akan membatalkan semua amal ibadah, termasuk puasa.

Terakhir, penggunaan obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh melalui lubang terbuka, seperti infus nutrisi, supositoria, atau kateter urin, dapat membatalkan puasa. Namun, suntikan yang tidak mengandung nutrisi, seperti vaksin, tidak membatalkan puasa. Dengan memahami hal-hal yang dapat membatalkan puasa, umat Islam dapat menjaga keabsahan ibadah puasa mereka selama bulan Ramadan.

Untuk memaksimalkan ibadah selama bulan Ramadan, selain menahan diri dari makan dan minum, umat Islam disarankan untuk menyusun jadwal harian yang memungkinkan waktu untuk membaca Alquran, salat, dan berzikir. Menghindari aktivitas tidak produktif, seperti menonton hiburan yang berlebihan atau bermain media sosial, serta menjaga asupan makanan dan minuman yang sehat juga penting agar tubuh tetap bugar untuk beribadah.

Selain itu, memperbanyak sedekah dan ibadah di malam ganjil pada sepuluh hari terakhir Ramadan akan menambah keberkahan ibadah puasa. Dengan demikian, umat Islam dapat meraih keutamaan bulan Ramadan dengan menjalankan ibadah puasa yang sah dan penuh berkah.(*)

Kategori :