Hukum Menggabungkan Puasa Syawal dengan Qadha Ramadan

Puasa Syawal : Adalah merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan karena keutamaannya setara dengan puasa setahun penuh. Foto : Freepik--
Radarlambar.bacakoran.co -Keutamaan puasa syawal setelah bulan Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Syawal. Waktu pelaksanaannya tidak harus berurutan, asalkan masih dalam bulan Syawal. Keutamaan puasa ini disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW: Barang siapa berpuasa enam hari setelah Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. (HR. Ibnu Majah)
Keistimewaan ini didasarkan pada konsep pahala berlipat ganda dalam Islam. Puasa Ramadan sebulan penuh setara dengan puasa sepuluh bulan, dan puasa enam hari di Syawal menyempurnakannya menjadi pahala setahun penuh.
Wajibnya Mengqadha Puasa Ramadan
Bagi mereka yang tidak menyelesaikan puasa Ramadan karena sakit, bepergian, atau kondisi tertentu, diwajibkan untuk menggantinya di hari lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 185 yang menjelaskan bahwa siapa pun yang berhalangan berpuasa wajib menggantinya di kemudian hari.
Terkait pelaksanaannya, ada perbedaan pandangan di kalangan ulama:
1. Prioritaskan Qadha – Sebagian ulama menekankan bahwa puasa wajib harus didahulukan sebelum melaksanakan puasa sunnah.
2. Boleh Mendahulukan Puasa Syawal – Mazhab Hanafi berpendapat bahwa puasa qadha tidak harus segera dilaksanakan selama masih bisa diselesaikan sebelum Ramadan berikutnya.
Menurut Ibnu Rajab, mendahulukan puasa qadha lebih dianjurkan agar tidak menunda kewajiban utama.
Menggabungkan Niat Puasa Qadha dan Syawal
Sebagian ulama membolehkan seseorang berpuasa dengan niat qadha Ramadan sekaligus niat puasa Syawal. Meskipun demikian, pahala yang didapatkan mungkin tidak sebesar jika dilakukan secara terpisah.
Bagi yang ingin melaksanakan kedua puasa ini bersamaan, berikut niatnya: