RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Krisis perumahan yang semakin memburuk kini juga menghantam Jerman, salah satu negara terkaya di Eropa.
Setelah Irlandia, kini giliran Jerman yang menghadapi lonjakan harga sewa yang tak terjangkau, memaksa banyak pekerja untuk tidur di jalanan.
Salah satunya adalah Attila Kokas, seorang tukang kebun yang bekerja di sebuah LSM di Berlin.
Kokas mengaku terpaksa tidur di jalan sebelum berangkat ke tempat kerjanya karena sulitnya mencari tempat tinggal yang terjangkau.
Kokas sebelumnya sempat tinggal di shelter gelandangan, namun ia merasa tidak nyaman dengan kondisi tempat tersebut yang ramai dengan pecandu narkoba dan mantan narapidana.
Saya ingin segera mendapatkan apartemen, tetapi saya tidak bisa menemukan tempat yang sesuai dengan anggaran saya, ujarnya.
Masalah serupa juga dialami oleh Denny Wagner, seorang koki di lembaga non-profit.
Meskipun penghasilannya tergolong baik, ia tetap kesulitan untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak di Berlin.
Pasar perumahan sangat ketat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah, kata Wagner.
Krisis perumahan di kota-kota besar Jerman kini menjadi perhatian serius para politisi. Mereka menyoroti kurangnya pembangunan perumahan baru yang dapat mengatasi lonjakan permintaan.
Perumahan adalah isu utama bagi masyarakat, namun tidak ada yang benar-benar membahasnya dengan serius, kata Andreas Ibel, Presiden Build Europe, kepada Reuters.
Di Jerman, lebih dari 50% penduduknya menyewa tempat tinggal, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Uni Eropa yang hanya sekitar 30%.
Hal ini memperburuk krisis perumahan karena pembatasan harga sewa yang semakin membuat banyak orang menghabiskan lebih dari 40% pendapatan mereka hanya untuk biaya tempat tinggal.
Selain itu, situasi ini diperburuk dengan meningkatnya permintaan akan perumahan akibat migrasi dan banyaknya properti yang dialihfungsikan menjadi tempat sewa untuk wisatawan.
Menurut ekonom dari Institut Penelitian Ekonomi Jerman (DIW), Christian Danne, Perkembangan seperti AirBnB dan kedatangan migran memperburuk situasi, meskipun bukan penyebab utama.