Radarlambar.bacakoran.co -Pada penghujung Maret ini, masyarakat Bali akan merayakan dua hari besar keagamaan secara berurutan, yaitu Nyepi bagi umat Hindu dan Idulfitri bagi umat Islam. Momen istimewa ini membawa kesan tersendiri, namun di sisi lain, masyarakat Bali harus bersiap menghadapi kenaikan harga sejumlah bahan pangan yang sudah terjadi sejak awal Ramadhan 2025.
Menurut Surya, salah satu pedagang di Pasar Badung, harga bahan pangan seperti bawang merah dan cabai mengalami kenaikan yang signifikan. Bawang merah, yang sebelumnya dijual seharga Rp30.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp35.000. Begitu pula dengan cabai, yang sebelumnya seharga Rp80.000, kini sudah menyentuh angka Rp90.000. Kenaikan ini berdampak pada pembelian yang cenderung menurun, karena banyak warga yang memilih untuk berbelanja di sore hari menjelang berbuka puasa, atau bahkan mengurangi jumlah belanja mereka.
Kenaikan harga bahan pangan lainnya juga terjadi pada komoditas penting seperti daging ayam dan telur ayam ras. Juariyah, seorang pedagang daging ayam, mengungkapkan bahwa harga daging ayam dan telur selalu naik menjelang hari raya, bahkan terkadang setiap hari harga bisa berubah naik. Ia mengkhawatirkan harga daging ayam akan semakin mahal menjelang Lebaran, seperti yang terjadi tahun lalu ketika harga ayam mencapai Rp45.000 per kilogram.
Fitri, pedagang ayam geprek, juga merasakan dampak dari fluktuasi harga bahan pangan yang tak terduga. Beberapa hari lalu, harga cabai bahkan sempat menyentuh Rp130.000 per kilogram sebelum akhirnya turun kembali menjadi Rp90.000. Meskipun keuntungan yang didapat semakin tipis, ia tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Peningkatan harga komoditas pangan ini tercatat dalam data Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (SiGapura) Provinsi Bali. Harga cabai rawit merah, misalnya, naik sebesar 1,74 persen, sementara harga bawang merah mengalami kenaikan sebesar 3,3 persen. Selain itu, gula juga mengalami kenaikan tipis sebesar 0,27 persen, sedangkan telur ayam ras mengalami lonjakan harga terbesar, yakni sebesar 14,99 persen.
Erwin Soeriadmadja, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, mengingatkan bahwa masyarakat perlu waspada terhadap kenaikan harga pangan menjelang hari besar keagamaan. Untuk itu, pemerintah daerah di Bali diharapkan segera melakukan pengendalian inflasi dengan cara seperti mengadakan pasar murah (GPM) dan memperkuat kerjasama antar daerah.
Sementara itu, di tengah naiknya harga pangan, daya beli masyarakat Bali tetap diprediksi positif. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undiknas Denpasar, Ida Bagus Raka Suardana, menjelaskan bahwa sektor perdagangan, khususnya kebutuhan rumah tangga untuk perayaan hari besar, tetap mengalami peningkatan permintaan. Meski ada kenaikan harga, masyarakat Bali cenderung tetap berbelanja untuk memenuhi kebutuhan.
Namun, pengamat ekonomi Jro Gde Sudibya mencatat adanya anomali dalam daya beli masyarakat. Meski biasanya daya beli meningkat menjelang hari raya, tahun ini justru menunjukkan penurunan secara nasional dan lokal. Hal ini disebabkan oleh deflasi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, serta pengaruh faktor eksternal seperti cuaca ekstrem dan penurunan produktivitas sektor pertanian.
Untuk membantu mengatasi lonjakan harga, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar telah mengadakan pasar murah di sejumlah titik, mulai dari 10 hingga 20 Maret 2025. Pasar murah ini menawarkan harga lebih rendah daripada harga pasaran, sehingga dapat membantu menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat.
Di samping itu, Pemprov Bali juga disarankan untuk mengeluarkan anggaran lebih awal untuk memperkuat jaring pengaman sosial, seperti memberikan bantuan langsung tunai (BLT) atau insentif ekonomi lainnya untuk menopang daya beli masyarakat.
Dengan berbagai langkah tersebut, diharapkan perekonomian Bali dapat tetap stabil dan terjaga menjelang perayaan Nyepi dan Idulfitri, serta memastikan bahwa masyarakat tetap dapat merayakan hari raya dengan penuh suka cita tanpa harus terbebani dengan kenaikan harga pangan yang berlebihan.
Kategori :