Felita Clarissa Ungkapkan Duka Mendalam atas Kepergian Ibunya, Elsa Laksono, dalam Pendakian Carstensz

Sabtu 15 Mar 2025 - 03:11 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co -Felita Clarissa, putri dari mendiang Elsa Laksono, mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas kepergian ibunya yang meninggal saat melakukan pendakian ke Puncak Carstensz, Papua. Dalam unggahan di Instagram pribadinya pada Ahad, 9 Maret 2025, Felita mengenang ibunya sebagai sosok yang penuh kasih dan tak tergantikan.

Ia menyampaikan bahwa kehilangan ibunya membuat hatinya sangat berat, tetapi dia merasa cinta ibunya tetap ada bersamanya. Felita mengungkapkan bahwa meskipun kehilangan ini sangat menyakitkan, dia tetap membawa pelajaran hidup dan cinta dari ibunya dalam setiap langkahnya.

Felita juga menulis bahwa kepergian ibunya terasa seperti kehilangan sebagian dirinya sendiri. Namun, ia meyakini bahwa cinta tidak berakhir begitu saja, melainkan berubah bentuk. Felita berharap dapat menghormati ibunya dengan terus menjalani hidup sesuai dengan ajaran yang telah ditinggalkan ibunya.

Ungkapan Duka dari Keluarga Elsa Laksono

Dua hari sebelum Felita berbagi ungkapan dukanya, keluarga Elsa Laksono membagikan pesan perpisahan melalui akun Instagram mendiang pada Jumat, 7 Maret 2025. Mereka mengutip ayat Alkitab sebagai penghormatan kepada Elsa Laksono. Dalam unggahan tersebut, keluarga juga mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan yang diberikan oleh sahabat dan keluarga.

Mereka juga menyampaikan duka yang mendalam atas kepergian sahabat dekat Elsa, Lilie Wijayati, yang turut meninggal dalam pendakian ini. Lilie, yang dianggap seperti ibu bagi keluarga Elsa, meninggalkan kenangan indah dan semangat yang akan terus hidup di hati mereka.

Pendakian Terakhir Elsa Laksono dan Lilie Wijayati

Elsa Laksono dan Lilie Wijayati meninggal pada Sabtu, 1 Maret 2025, setelah terjebak badai salju dalam pendakian ke Puncak Carstensz. Keduanya mengalami hipotermia saat mencoba menaklukkan puncak tersebut, bagian dari ambisi mereka untuk menaklukkan tujuh puncak tertinggi di Indonesia.

Mereka dikenal sebagai pendaki veteran yang telah menaklukkan banyak puncak di Indonesia, dan menyebut diri mereka sebagai 'Ratu Pendaki'. "Kami bukan ‘dancing queen’, tapi kami adalah ‘hiking queen’. Gunung adalah pekerjaan kami," tulis Lilie dalam unggahan Instagramnya pada November 2024.

Evakuasi di Tengah Cuaca Buruk

Proses evakuasi jenazah Elsa dan Lilie berjalan lancar meski terkendala cuaca buruk. Kedua jenazah berhasil diturunkan ke Lembah Kuning pada Sabtu sore, namun proses evakuasi sempat dihentikan karena cuaca ekstrem. Jenazah Elsa lebih dulu dievakuasi pada Ahad, sedangkan Lilie baru berhasil dievakuasi pada Senin pagi.

Setelah proses identifikasi, kedua jenazah kemudian diterbangkan ke Jakarta. Kepergian mereka meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan sahabat, tetapi juga bagi komunitas pendaki yang selama ini mengagumi semangat mereka.

Kategori :