Busa Misterius Muncul di Australia, Warga Dibuat Sesak Nafas dan Ikan Mati

Kamis 20 Mar 2025 - 14:17 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- Fenomena alam tak biasa terjadi di pesisir selatan Australia. Pantai Waitpinga dan Parsons, yang terletak sekitar 80 kilometer dari Kota Adelaide, kini ditutup sementara oleh otoritas setempat akibat munculnya busa pekat yang membentang sepanjang ratusan meter di garis pantai.

Busa tersebut diduga memicu gangguan kesehatan pada lebih dari 100 peselancar dan menimbulkan kematian massal biota laut, mulai dari ikan hingga spesies seadragon yang termasuk kerabat kuda laut.

Berdasarkan temuan Otoritas Perlindungan Lingkungan Australia Selatan, busa yang muncul kemungkinan besar berasal dari fenomena ledakan mikroalga yang dipicu oleh suhu laut yang meningkat, minimnya angin, serta gelombang panas laut yang sedang berlangsung.

Mikroalga yang berkembang pesat dalam kondisi perairan yang tenang ini berpotensi melepaskan senyawa yang mengiritasi kulit dan saluran pernapasan manusia.

Sejumlah peselancar yang bermain di kawasan tersebut mengaku mengalami gangguan seperti mata perih, penglihatan kabur, batuk, serta kesulitan bernapas usai terpapar busa tersebut. Beberapa di antaranya juga merasakan efek serupa dengan terpapar bahan kimia pembersih yang kuat, sebuah indikasi adanya zat berbahaya yang terbawa oleh busa.

Berdasarkan laporan yang dihimpun dari pantauan warga sekitar, selain menyebabkan gangguan kesehatan, fenomena ini juga mengakibatkan kematian sejumlah makhluk laut yang ditemukan terdampar di garis pantai. Beberapa di antaranya termasuk spesies endemik seperti seadragon yang merupakan ikon ekosistem perairan selatan Australia.

Dari sisi ilmiah, Sam Gaylard dari Otoritas Perlindungan Lingkungan Australia Selatan menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang kering dan suhu tinggi dalam beberapa pekan terakhir turut memicu lonjakan populasi mikroalga. Proses pembusukan atau pecahnya mikroalga oleh gelombang laut turut menghasilkan busa berlimpah yang kemudian terakumulasi di pesisir.

Kondisi ini diperparah dengan gelombang tinggi yang terjadi sejak akhir pekan lalu, yang mempercepat proses penguraian mikroalga menjadi busa tebal.

Tim ilmuwan dari lembaga tersebut telah mengambil sampel air dan busa untuk dianalisis lebih lanjut guna mengetahui secara pasti jenis mikroorganisme yang terlibat dan dampak ekologis yang mungkin ditimbulkan.

Hingga saat ini, otoritas setempat masih melakukan investigasi lanjutan dan belum dapat memastikan berapa lama fenomena busa ini akan berlangsung. Pemerintah meminta masyarakat untuk menjauhi area pantai yang terdampak sampai hasil uji laboratorium keluar dan situasi dinyatakan aman.

Selain dampak terhadap manusia, fenomena ini juga menjadi perhatian bagi para peneliti lingkungan hidup, mengingat kematian biota laut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem di sepanjang garis pantai Australia bagian selatan. 

Fenomena ledakan mikroalga serupa diketahui pernah terjadi di beberapa wilayah dunia, seperti di perairan lepas Florida dan California, Amerika Serikat, yang memicu fenomena “red tide” atau pasang merah. Ledakan mikroalga tersebut sering kali berujung pada kematian massal biota laut serta berdampak pada kesehatan masyarakat pesisir.

Penanganan sementara difokuskan pada monitoring ketat dan analisis laboratorium untuk memastikan tingkat bahaya dari busa yang terbentuk. Para ahli kelautan dan lingkungan kini tengah merumuskan langkah mitigasi guna mengurangi dampak fenomena ini bagi masyarakat dan ekosistem laut di kawasan tersebut.(*)

Kategori :