Radarlambar.Bacakoran.co – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa kerukunan antarumat beragama merupakan faktor kunci dalam mengembangkan potensi bangsa. Ia menilai, Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan keberagaman budaya tidak akan mampu mencapai kemajuan optimal tanpa adanya solidaritas dan persatuan.
"Keindahan dan kekayaan bangsa harus sejalan dengan kerukunan yang kita bangun bersama. Tanpa keharmonisan, sebesar apa pun potensi yang kita miliki tidak akan berarti. Oleh karena itu, kita harus menggabungkan nilai-nilai persatuan, solidaritas, dan pemanfaatan potensi kekayaan nasional secara bijaksana," ujar Nasaruddin saat menghadiri acara di Jakarta, Sabtu 22 Maret 2025.
Lebih lanjut, Menag mengajak seluruh masyarakat untuk menanamkan semangat kebangsaan tanpa mengabaikan identitas keagamaan. Menurutnya, setiap warga negara, apa pun agamanya, harus memiliki rasa cinta terhadap Indonesia.
"Penting bagi kita untuk menjadi seorang Muslim yang 100% dan sekaligus warga negara Indonesia yang 100%. Demikian juga bagi penganut agama lain, mereka harus memiliki kebanggaan sebagai bagian dari bangsa ini. Jangan sampai ada dikotomi antara nilai keagamaan dan nasionalisme, karena itu bisa menjadi sumber perpecahan," jelasnya.
Selain itu, Nasaruddin menekankan bahwa persatuan yang kuat akan membantu Indonesia dalam mengelola potensi yang dimiliki, termasuk dalam mengatasi berbagai tantangan sosial seperti kemiskinan.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya secara adil agar manfaatnya dirasakan oleh seluruh rakyat. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam upaya menciptakan pemerintahan yang bersih serta memberantas korupsi.
"Jika potensi yang kita miliki dikelola secara adil dan transparan, seharusnya tidak ada lagi kemiskinan di negeri ini. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mendukung langkah pemerintah dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat dan memberantas korupsi yang merusak masa depan bangsa," pungkas Nasaruddin.(*)