Masjidil Haram Bebas dari Crane: Era Baru bagi Jemaah Haji dan Umrah

Senin 24 Mar 2025 - 06:52 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co -Setelah lebih dari dua dekade pembangunan besar-besaran, Masjidil Haram di Makkah akhirnya terbebas dari crane-crane yang selama ini menjadi bagian tak terpisahkan dari proyek ekspansi masif. Tahun 2025 menandai babak baru bagi para jemaah haji dan umrah yang kini bisa menikmati keindahan Ka'bah tanpa gangguan alat berat, memberi pengalaman spiritual yang lebih mendalam dan lancar.

Perjalanan Panjang Perluasan Masjidil Haram
Proyek perluasan Masjidil Haram bukan sekadar soal arsitektur, tetapi juga bagian dari "Visi Saudi 2030" yang diluncurkan oleh Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman. Tujuan utamanya jelas: meningkatkan kapasitas masjid untuk melayani semakin banyak jemaah. Sejak awal 2000-an, Masjidil Haram menjalani perubahan besar untuk mengakomodasi jutaan jemaah yang datang setiap tahun.

Salah satu pencapaian monumental terjadi pada tahun 2005, dengan peningkatan kapasitas Ma'taf yang memungkinkan lebih dari 130.000 jemaah bertawaf per jam, jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Perluasan ini berlanjut dengan pembangunan menara Jam Abraj Al-Bait dan proyek Raja Abdullah yang memperbesar area tawaf, menjadikan Masjidil Haram sebagai pusat ibadah terbesar di dunia.

Pada tahun 2012, crane-crane besar mulai dipasang untuk memperluas Ma'taf, meningkatkan kenyamanan jemaah saat tawaf. Pada 2015, Raja Salman meluncurkan lima proyek besar yang dirancang untuk menampung hampir 2 juta jemaah. Setiap proyek bertujuan untuk menciptakan ruang yang lebih luas dan nyaman, serta meningkatkan fasilitas masjid.

Era Tanpa Crane: Keindahan Ka'bah Tanpa Gangguan Alat Berat
Kini, pada tahun 2025, proyek perluasan Masjidil Haram memasuki fase akhir. Dengan investasi lebih dari USD 100 miliar, Masjidil Haram akan mencakup luas 1,5 juta meter persegi pada 2030 dan mampu menampung hingga 30 juta jemaah haji sekaligus. Fasilitas pendukung juga mengalami peningkatan signifikan, dengan jumlah toilet mencapai 16.726 unit dan tempat wudu yang kini tersedia lebih dari 12.639 unit. Sistem pendingin udara pun ditingkatkan hingga 199.000 ton untuk menjaga kenyamanan jemaah di tengah cuaca panas Makkah.

Bagi jutaan Muslim dari seluruh dunia, perubahan ini lebih dari sekadar aspek fisik. Tanpa adanya crane besar di tengah area Masjidil Haram, jemaah kini dapat merasakan ruang yang lebih lapang dan bergerak lebih leluasa, terutama saat melakukan tawaf di sekitar Ka'bah. Pengalaman spiritual yang lebih nyaman dan khusyuk pun menjadi salah satu hasil dari proyek perluasan ini.

Tragedi Crane 2015: Kenangan Kelam dalam Proyek Perluasan
Di balik megahnya ekspansi Masjidil Haram, ada kenangan kelam yang tak akan terlupakan. Pada 11 September 2015, sebuah crane yang sedang digunakan untuk proyek perluasan roboh akibat badai, menewaskan 108 jemaah, termasuk 12 warga Indonesia. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam dalam sejarah perluasan Masjidil Haram, meskipun proyek tersebut terus berjalan.

Sebagai bentuk tanggung jawab, pengadilan Makkah menjatuhkan denda sebesar 20 juta riyal kepada Binladin Group, perusahaan konstruksi yang bertanggung jawab atas proyek tersebut. Namun, mereka dibebaskan dari kewajiban membayar diyat (uang darah) kepada keluarga korban. Pemerintah Saudi memberikan santunan kepada keluarga korban yang terluka atau meninggal, meski pencairan dana sempat tertunda akibat perbedaan data antara pemerintah Saudi dan Indonesia.

Masjidil Haram 2030: Menjadi Lebih Besar dan Lebih Nyaman
Dengan berakhirnya era crane dan berbagai proyek yang telah diselesaikan, Masjidil Haram kini memasuki era baru. Pada tahun 2030, diharapkan masjid ini bisa menampung 30 juta jemaah dalam satu waktu, dengan fasilitas yang jauh lebih memadai. Bukan hanya ruang untuk beribadah, tetapi juga kenyamanan dan pengalaman spiritual yang lebih baik.

Untuk jemaah haji dan umrah, perubahan ini tentu menjadi kabar baik. Bukan hanya karena kenyamanan yang semakin meningkat, tetapi juga karena proyek perluasan ini mencerminkan komitmen kerajaan Saudi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Dengan semua pembaruan ini, Masjidil Haram akan terus menjadi simbol kebesaran Islam yang tak hanya dilihat dari arsitekturnya, tetapi juga dari semangat pelayanan yang terus ditingkatkan untuk umat. (*)



Kategori :