Saat pendudukan Jepang, raja-raja di Palu berperan dalam mendukung kebutuhan perang. Setelah kemerdekaan, Palu berkembang pesat dan semakin maju dalam berbagai aspek, termasuk infrastruktur dan pemerintahan.
Sebagai daerah yang berada di sesar aktif Palu-Koro, kota ini sering mengalami gempa bumi. Tragedi besar terjadi pada 28 September 2018, ketika gempa berkekuatan 7,4 SR melanda Palu, disertai tsunami dan likuefaksi yang merusak ribuan rumah dan fasilitas umum. Ribuan nyawa melayang dalam bencana ini.
Namun, Palu tidak tenggelam dalam keterpurukan. Rekonstruksi kota terus dilakukan dengan perencanaan yang lebih baik dan berorientasi pada mitigasi bencana. Pembangunan kembali kota ini menjadi simbol ketahanan dan semangat juang masyarakat Palu.
Kota Palu memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perpaduan budaya, geologi, serta dinamika sosial dan politik. Dari perkampungan kecil hingga menjadi ibu kota provinsi, Palu terus berkembang menghadapi berbagai tantangan, termasuk bencana alam. Dengan semangat kebangkitan, Palu kini bergerak menuju masa depan yang lebih baik dan lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan.(*)