Di balik berbagai inisiatif ini, muncul pertanyaan besar mengenai sejauh mana kesiapan warga sipil dalam merespons rencana-rencana tersebut. Sebagian masyarakat mungkin belum menyadari urgensi dari ancaman yang ada, terutama di negara-negara yang tidak memiliki pengalaman langsung terhadap agresi militer di masa lalu.
Namun, pengalaman sejarah memberikan pelajaran berharga bagi negara-negara seperti Finlandia dan wilayah Baltik, yang pernah menjadi korban aneksasi dan invasi di era Uni Soviet. Ketakutan akan kehilangan kedaulatan atau bahkan lenyap dari peta masih menjadi trauma kolektif yang mendorong kesiapsiagaan mereka hari ini.
Di sisi lain, negara-negara seperti Portugal, Italia, dan Inggris Raya cenderung kurang merasakan ancaman langsung dari Rusia. Fokus utama mereka lebih tertuju pada isu lain seperti terorisme atau instabilitas regional di kawasan selatan Eropa.
Meski persepsi ancaman berbeda di setiap negara, kecenderungan yang muncul saat ini menunjukkan bahwa Eropa mulai bergerak menuju pola pikir baru: kesiapan menghadapi era ketidakpastian dan potensi perang di kawasan mereka sendiri. (*)