Menguak Kejayaan Peradaban Kuno Caral di Peru: Jejak Wanita Berstatus Tinggi dan Keajaiban Arsitektur

Sabtu 17 May 2025 - 09:11 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co -Menjelajahi situs arkeologi sering kali menyuguhkan kejutan yang tak terduga. Hal-hal yang tampak biasa dari jauh, ketika ditelusuri lebih dekat, dapat membuka tabir masa lalu yang penuh misteri. Itulah yang dialami oleh arkeolog Peru, David Palomino, bersama timnya saat meneliti sebuah tempat pembuangan sampah kuno di situs Caral, Peru.

Dalam penggalian tersebut, mereka menemukan jasad seorang wanita berusia sekitar 20 hingga 35 tahun yang diyakini berasal dari kalangan elit peradaban Caral, yang hidup sekitar 5.000 tahun lalu. Penemuan ini menjadi bukti kuat bahwa perempuan memegang peran penting dalam masyarakat kuno tersebut.

Kota Caral sendiri merupakan salah satu situs arkeologi tertua di Amerika dan dunia, terletak di lembah Supe, sekitar 182 kilometer utara Kota Lima. Kota ini diperkirakan berumur sekitar 5.000 tahun, jauh lebih tua daripada peradaban Olmec di Mesoamerika. UNESCO pun mengakui Caral sebagai Warisan Budaya Dunia karena keunikan dan nilai sejarahnya.

Menariknya, area tempat wanita itu ditemukan awalnya adalah tempat pembuangan sampah. Namun, setelah penggalian, area tersebut berubah menjadi makam penting yang mengungkap status tinggi pemiliknya. Wanita itu dimakamkan dengan mantel bulu berwarna biru dan cokelat, diperkirakan berasal dari burung macaw Amazon, serta dikelilingi oleh sesaji berupa keranjang, vas, labu, dan paruh burung tukan. Penemuan ini menegaskan bahwa perempuan tidak hanya memiliki peran simbolis, tetapi juga posisi berpengaruh dalam peradaban Caral.

Peradaban Caral menonjol karena keberadaan bangunan monumental, seperti piramida yang dibangun sekitar tahun 2600 SM, amfiteater yang terbenam, serta kompleks kuil yang rumit. Struktur ini sangat mengesankan dan setara dengan piramida kuno di Mesir. Selain itu, masyarakat Caral juga dikenal sebagai insinyur cerdas yang mengembangkan sistem saluran bawah tanah untuk mengalirkan udara sehingga api ritual tetap menyala, sebuah teknik yang kini dikenal sebagai efek Venturi.

Keunikan lain dari Caral adalah tidak adanya jejak peperangan. Situs ini tidak menunjukkan benteng, senjata, atau korban mutilasi, menandakan masyarakatnya hidup berdampingan dengan damai dan mengandalkan perdagangan serta kesenangan.

Situs ini juga menampilkan berbagai artefak menarik, seperti seruling yang terbuat dari tulang condor dan pelikan, serta tanduk rusa dan tulang llama. Bahkan, potongan tekstil dengan sistem pengikatan quipu ditemukan sebagai bukti kecanggihan masyarakat Caral dalam pencatatan.

Dengan luas lebih dari 60 hektar dan sekitar 3.000 penduduk, Caral adalah contoh peradaban awal yang terorganisir dengan sangat baik, jauh sebelum kejayaan suku Inca. Masyarakatnya hidup selaras dengan alam, memanfaatkan sungai-sungai dari Andes untuk menopang kehidupan dan pertanian mereka.

Penemuan-penemuan di Caral tidak hanya memperkaya sejarah Amerika, tetapi juga memberikan inspirasi bagi arsitek dan insinyur masa kini yang mencari solusi berkelanjutan dengan teknologi sederhana namun cerdas dari masa lalu. (*)




Kategori :