Sangat Besar, Prabowo Keluhkan Impor Migas Nyaris Rp655 T Pertahun

Jumat 23 May 2025 - 19:59 WIB
Reporter : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co - Presiden Prabowo Subianto menyoroti besarnya nilai impor minyak dan gas bumi (migas) Indonesia yang mencapai sekitar 40 miliar dolar AS setiap tahunnya, atau setara dengan lebih dari 655 triliun rupiah berdasarkan kurs saat ini. Angka ini mencerminkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap energi impor, yang berpotensi menjadi beban berat bagi perekonomian nasional.

Menurut Prabowo, ketergantungan tersebut menguras sumber daya negara secara signifikan sehingga mempengaruhi alokasi anggaran pemerintah untuk sektor-sektor penting lainnya. Dana yang seharusnya bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan, memperluas akses layanan kesehatan, dan mempercepat pengentasan kemiskinan justru terserap besar oleh kebutuhan impor migas.

Karena itu, Presiden menegaskan bahwa upaya mencapai swasembada energi harus menjadi prioritas nasional. Swasembada energi diyakini mampu mengurangi beban keuangan negara sekaligus memperkuat ketahanan energi yang merupakan fondasi penting bagi stabilitas ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.

Prabowo mengajak seluruh elemen bangsa, mulai dari sektor swasta, badan usaha milik negara (BUMN), hingga pemerintah pusat dan daerah, untuk memperkuat sinergi dalam mewujudkan target tersebut. Kolaborasi lintas sektor ini dinilai vital agar transformasi energi dapat berjalan efektif dan efisien.

Lebih lanjut, Presiden juga menyambut baik berbagai inisiatif yang tengah dijalankan industri migas nasional dalam mendukung transisi energi bersih. Salah satu inovasi yang mendapat perhatian adalah pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture storage) yang dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

Transformasi ini bukan hanya soal memenuhi kebutuhan energi domestik, tetapi juga tentang menempatkan Indonesia pada posisi strategis dalam perekonomian global yang kian menuntut energi ramah lingkungan. Dengan kemandirian energi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan impor yang selama ini menjadi titik rawan perekonomian sekaligus meningkatkan daya saing nasional.

Prabowo mengingatkan bahwa pencapaian swasembada energi juga akan membuka peluang bagi pengembangan teknologi energi baru dan terbarukan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi hijau. Hal ini menjadi langkah penting agar Indonesia mampu menghadapi tantangan perubahan iklim global sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata.

Dengan fokus pada peningkatan produksi energi dalam negeri dan pengembangan teknologi yang inovatif, Indonesia diharapkan mampu mengurangi defisit energi dan memperkuat fondasi ekonomi nasional untuk masa depan yang lebih mandiri dan berkelanjutan.(*/edi)

Kategori :