Radarlambar.Bacakoran.co - Pemerintah Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), kembali berharap kepada pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Lampung, serta instansi terkait lainnya, untuk segera memprioritaskan pembangunan talud penahan abrasi di wila-yahnya.
Hal ini bukan tanpa alasan. Abrasi yang terjadi di sepanjang garis pantai wilayah itu semakin mengkhawatirkan dan dinilai mengancam eksistensi daratan, pemukiman hingga sektor pariwisata yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat setempat.
Camat Pesisir Selatan, Mirton Setiawan, S.Pd., M.M., menyampaikan bahwa kondisi abrasi di sejumlah pantai di wilayahnya sudah masuk kat-egori parah. Salah satu titik yang terdampak cukup signifikan adalah Pan-tai Tanjung Setia, yang merupakan ikon wisata unggulan di kabupaten tersebut. Selain Tanjung Setia, beberapa kawasan pantai lainnya di Kecamatan Pesisir Selatan juga menunjukkan gejala kerusakan ling-kungan serupa, yang ditandai dengan tergerusnya bibir pantai secara per-lahan namun terus-menerus.
“Di Pantai Tanjung Setia, abrasi sudah semakin memakan bibir pantai. Talud yang dulu sempat dibangun, kini kondisinya sudah rusak berat bahkan juga hancur dan tidak lagi berfungsi,” katanya.
Dijelaskannya, pembangunan talud bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga menyangkut perlindungan lingkungan jangka panjang. Menurutnya, perlu ada upaya serius dan terencana untuk membangun kembali talud yang lebih kokoh dan menyeluruh di titik-titik rawan abrasi, agar kerusa-kan tidak semakin meluas. Jika hanya mengandalkan dana daerah, tentu belum memungkinkan. Karena itu pihaknya sangat mengharapkan bantu-an dan komitmen dari pemerintah pusat dan provinsi.
“Penanganan abrasi ini harus jadi prioritas, karena dampaknya bukan hanya pada sektor lingkungan, tapi juga ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Masih kata Mirton, abrasi pantai juga telah berdampak pada pengurangan lahan produktif milik masyarakat, termasuk lahan-lahan yang selama ini dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi seperti usaha wisata, perikanan, dan sebagainya. Ia menyebut, selain kerusakan fisik, kondisi ini juga memicu kekhawatiran psikologis masyarakat yang merasa tempat tinggal dan sumber penghidupannya terus terancam oleh gelombang laut yang makin mendekat.
“Setiap musim ombak besar, masyarakat was-was. Mereka takut ru-mahnya tergerus atau akses jalan rusak akibat gelombang. Ini bukan han-ya masalah saat ini, tapi juga akan berpengaruh pada generasi menda-tang,” katanya.
Ditambahkanya, tidak hanya abrasi laut, Kecamatan Pesisir Selatan juga menghadapi ancaman serupa dari sisi aliran sungai. Beberapa sungai besar yang melintasi kawasan tersebut, kini mulai mengikis pinggiran sungai yang berbatasan langsung dengan lahan milik masyarakat. Erosi sungai yang terjadi hampir setiap musim hujan, mengakibatkan berkurangnya lahan dan merusak batas-batas wilayah milik warga.
“Sudah banyak lahan masyarakat yang hilang tergerus sungai. Maka dari itu, abrasi sungai juga perlu penanganan secepatnya. Persoalan abrasi pantai dan sungai tentunya tidak bisa dianggap remeh atau dibiarkan tanpa penanganan serius,” pungkasnya.(yayan/*)