Konsolidasi BUMN Karya Dinilai Jadi Angin Segar bagi Industri Konstruksi

Wika. Foto dok Wika--

RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Rencana pemerintah untuk melakukan konsolidasi BUMN karya dinilai sebagai langkah strategis yang dapat memperbaiki iklim industri konstruksi nasional. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melihat penggabungan sejumlah perusahaan pelat merah tersebut akan menciptakan kompetisi yang lebih sehat sekaligus memperkuat struktur permodalan di sektor konstruksi.

Selama ini, persaingan antar tujuh BUMN karya berlangsung cukup sengit, terutama saat memperebutkan tender proyek pemerintah maupun proyek strategis nasional. Dengan nilai investasi yang telah ditetapkan pemilik proyek, perusahaan-perusahaan konstruksi BUMN kerap menawar pada kisaran harga serupa sehingga memicu kompetisi ketat yang menekan margin. Pengurangan jumlah pemain melalui konsolidasi dinilai dapat mengurangi persaingan yang tidak produktif dan memberi ruang bagi perusahaan untuk menjaga kesehatan finansialnya.

Selain memperbaiki kompetisi, konsolidasi juga dipandang sebagai langkah yang mampu memperkuat ekuitas perusahaan. Dengan penggabungan aset dan modal, entitas baru hasil konsolidasi diyakini memiliki kapasitas finansial yang lebih kuat untuk mengejar proyek-proyek berskala besar dan bernilai investasi tinggi. WIKA menilai penguatan modal ini akan membuka peluang lebih luas dalam memenangkan tender proyek infrastruktur ke depan.

Hingga kini, WIKA telah menjalin komunikasi intensif dengan BPI Danantara terkait rencana konsolidasi tersebut. Namun pembahasan mengenai pengelompokan serta perusahaan mana saja yang akan dilebur bersama WIKA masih belum dipublikasikan lebih jauh. Nasib delapan anak usaha WIKA juga masih menunggu kejelasan, mengingat sebagian portofolio bisnisnya memiliki kesamaan dengan anak usaha BUMN karya lainnya. Integrasi di tingkat anak usaha disebut akan dilakukan setelah konsolidasi induk perusahaan tuntas.

Berdasarkan informasi yang beredar, skema konsolidasi yang tengah dipersiapkan pemerintah mencakup penggabungan WIKA dan Waskita Karya (WSKT) ke dalam PT Hutama Karya (HK). Sementara itu, Nindya Karya dan Brantas Abipraya direncanakan melebur ke dalam PT Adhi Karya (ADHI). Di luar klaster tersebut, PT PP (PTPP) tetap akan beroperasi sebagai entitas tersendiri.

Nantinya, perusahaan hasil penggabungan di bawah HK dan ADHI akan fokus pada layanan civil engineering yang mencakup perancangan, pembangunan, hingga pemeliharaan berbagai jenis infrastruktur seperti jembatan, gedung, jalan, bendungan, serta fasilitas publik lain. Sementara itu, PTPP diproyeksikan menjalankan dua lini utama, yakni civil engineering serta Engineering, Procurement, and Construction (EPC), yang menempatkan perusahaan sebagai pelaksana penuh keseluruhan proses konstruksi.

Konsolidasi besar ini dipandang sebagai salah satu upaya penyelamatan dan penguatan BUMN karya, sekaligus mempersiapkan entitas konstruksi nasional agar lebih efisien dan kompetitif menghadapi tantangan industri ke depan. (*/rinto)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan