“Ini adalah tentang kembali ke akar Interisme. Keberanian bukan hanya soal keputusan, tetapi berdiri di sini dan membawa nilai-nilai itu ke lapangan,” katanya.
Meski tim mengalami kekalahan menyakitkan di final Liga Champions, Chivu memilih untuk melihat secara keseluruhan dan tidak menganggap musim lalu sebagai kegagalan.
“Kekalahan dari PSG memang menyakitkan, tapi perjalanan Inter luar biasa. Menyingkirkan tim seperti Bayern dan Barcelona bukan hal kecil. Kegagalan itu datang ketika kita mulai menyalahkan satu sama lain, dan saya tidak melihat itu di ruang ganti,” tegasnya.
Pelatih berusia 44 tahun itu menutup konferensi dengan pesan optimisme, menyatakan tekad untuk membawa Inter melanjutkan langkah ke depan dengan semangat, kedewasaan, dan kebersamaan.(*)