AS Serang Iran, Dunia Bereaksi Keras: Eskalasi Perang Dinilai Picu Krisis Global Baru

Minggu 22 Jun 2025 - 15:31 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co— Serangan udara yang diklaim dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran memicu gelombang kecaman dan kekhawatiran dari berbagai negara di dunia. Presiden AS Donald Trump melalui akun media sosialnya menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan fasilitas nuklir utama Iran, termasuk situs bawah tanah Fordo, dan menyebutnya sebagai langkah krusial demi perdamaian global.

Namun, langkah militer ini justru dinilai sebagai pemicu eskalasi serius di kawasan Timur Tengah yang sudah lama berada dalam ketegangan. Reaksi dari para pemimpin dunia pun bervariasi, mencerminkan perpecahan tajam dalam pandangan internasional terhadap langkah Washington.

Israel Dukung, PBB Peringatkan Bahaya

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mendukung penuh keputusan Washington. Ia menyebut aksi militer itu sebagai pembuktian nyata atas prinsip “perdamaian melalui kekuatan”, sekaligus momentum strategis dalam menghadapi ancaman nuklir Iran.

Namun, pernyataan berbeda datang dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres. Ia menilai aksi militer AS dapat memperburuk krisis dan menyeret kawasan ke dalam konflik besar yang sulit dikendalikan. PBB menegaskan bahwa tidak ada jalan keluar dari konflik ini kecuali melalui diplomasi dan dialog.

Negara-Negara Global Kecam, Iran Siapkan Balasan

Reaksi keras datang dari sejumlah negara yang selama ini dikenal kritis terhadap kebijakan luar negeri AS. Iran secara tegas menyatakan serangan tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan Traktat Nonproliferasi Nuklir. Pemerintah Iran menegaskan bahwa seluruh opsi balasan sedang dikaji, termasuk kemungkinan aksi militer dan diplomatik.

Sementara itu, Venezuela dan Kuba juga mengecam tindakan tersebut. Kedua negara menyebut aksi AS sebagai bentuk agresi militer yang diprovokasi oleh kepentingan Israel, dan menyebutnya sebagai ancaman terhadap stabilitas global. Mereka menyerukan penghentian segera atas segala bentuk kekerasan.

Seruan Damai dari Meksiko, Australia, dan ASEAN

Berbeda dari nada keras sebagian negara, sejumlah pihak seperti Meksiko dan Australia menyerukan deeskalasi dan memulihkan diplomasi sebagai jalan utama menyelesaikan konflik. Pemerintah Australia menilai program nuklir Iran memang menjadi perhatian, namun tetap mendorong pendekatan dialog untuk mencegah konflik lebih lanjut.

Kementerian Luar Negeri Indonesia juga merespons cepat. Pemerintah RI, melalui Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, menyatakan pihaknya telah mengevakuasi 97 warga negara Indonesia dari Iran ke Baku, Azerbaijan, dan akan terus memantau perkembangan situasi. Indonesia menegaskan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional dan perlindungan warga sipil.

Kawasan Timur Tengah Kembali di Ambang Perang

Di tengah ketegangan yang meningkat, sejumlah negara di Asia dan Eropa juga mulai mengambil langkah antisipatif. Korea Selatan dilaporkan segera menggelar pertemuan darurat untuk menyusun langkah-langkah keamanan nasional.

Para pengamat politik internasional menilai, jika tidak ditangani dengan pendekatan multilateralisme dan diplomasi, konflik ini berpotensi mendorong dunia ke dalam babak baru perang global. Selain dampak kemanusiaan, serangan ini juga diyakini akan memicu ketidakstabilan ekonomi, gejolak harga energi, dan peningkatan risiko politik global.

Saat ini, dunia menanti langkah selanjutnya dari kedua negara yang berseteru. PBB bersama sejumlah negara netral didorong untuk segera membuka ruang perundingan guna mencegah dampak konflik yang lebih luas dan berlarut-larut.(*)

Kategori :