Trump Sanksi Rosneft dan Lukoil, Minyak Dunia Naik
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam untuk mengerahkan Departemen Perang untuk memecah ribuan demonstran di Chicago. Foto AFP--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Selanjutnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosneft dan Lukoil, sebagai langkah terbaru terkait perang di Ukraina. Kebijakan ini diumumkan Kementerian Keuangan AS pada Rabu (22/10/2025) dan memicu kenaikan harga minyak global lebih dari 3 persen pada Kamis (23/10/2025).
Langkah sanksi ini menandai perubahan drastis kebijakan Trump, yang sebelumnya berencana menggelar pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Budapest, Hungaria, untuk membahas perdamaian Ukraina, namun kemudian dibatalkan karena dinilai tidak tepat. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan sanksi ini bertujuan melemahkan kemampuan Moskwa mendanai perang sejak Februari 2022, dan mendorong sekutu AS untuk ikut mematuhinya.
Pemerintah Rusia menilai sanksi AS kontraproduktif terhadap upaya perdamaian, meski pendapatan Rusia dari sektor minyak dan gas turun sekitar 21 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor energi masih menyumbang seperempat anggaran Rusia dan menjadi sumber utama pendanaan operasi militer. Sebagian besar pendapatan berasal dari pajak produksi, sehingga dampak langsung terhadap kas negara diperkirakan tidak besar.
Kementerian Keuangan AS memberi tenggat hingga 21 November bagi perusahaan untuk menghentikan transaksi dengan produsen minyak Rusia. Analis memperkirakan sanksi ini dapat memaksa Rusia memberi diskon lebih besar atas minyaknya, namun jika harga minyak global tetap tinggi, dampak negatif terhadap keuangan negara dan nilai rubel dapat terbatas.
Dampak pasar global pun terasa. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik sanksi tersebut, menilai langkah ini penting meski tekanan terhadap Rusia perlu ditingkatkan. Harga minyak dunia melonjak lebih dari 3 persen akibat kekhawatiran gangguan pasokan global. Di sisi lain, India mempertimbangkan pengurangan impor minyak Rusia untuk mematuhi sanksi AS, mengingat India merupakan pembeli terbesar minyak Rusia lewat jalur laut setelah negara-negara Barat menghentikan pembelian sejak invasi 2022.