Radarlambar.bacakoran.co – Masalah pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di sejumlah SPBU di Bali memicu kegaduhan. Kasus ini mencuat setelah deretan mobil mengalami mogok mendadak usai mengisi BBM di SPBU resmi. Insiden bermula di Denpasar dan dengan cepat menyebar ke berbagai wilayah, memicu gelombang keluhan di media sosial.
Gejala awal yang dialami para pengemudi seragam: kendaraan tersendat, kehilangan tenaga, bahkan mati mesin setelah beberapa kilometer melaju. Salah satu mobil yang terdampak adalah Suzuki APV milik warga Denpasar, yang langsung mati di tengah perjalanan menuju Karangasem. Kondisi itu memaksa pemilik kendaraan merogoh kocek hingga ratusan ribu rupiah hanya untuk menguras tangki dan membersihkan pompa bahan bakar (fuel pump).
Situasi ini turut berdampak pada sejumlah bengkel yang langsung kebanjiran pelanggan. Salah satu bengkel di kawasan Denpasar Barat bahkan mencatat lonjakan kendaraan rusak dengan kerusakan serupa, utamanya terjadi pada fuel pump yang tersumbat oleh endapan berwarna kecoklatan—disebut-sebut bukan kotoran biasa, tapi diduga akibat campuran tak lazim dalam bahan bakar.
Solusi sementara yang diberikan bengkel adalah pengurasan tangki dan pembersihan filter. Beberapa teknisi bahkan menyarankan agar pengendara beralih menggunakan Pertamax, setidaknya sampai situasi kembali normal. Namun jika kerusakan berulang, penggantian pompa bahan bakar tak bisa dihindari.
Kekacauan ini akhirnya menarik perhatian Pertamina. Perusahaan langsung menurunkan tim dari Regional Jatimbalinus untuk menyelidiki lebih lanjut. Pengambilan sampel BBM dilakukan di SPBU dan bengkel-bengkel terdampak. Langkah ini diambil untuk memastikan apakah pasokan yang disalurkan benar-benar memenuhi standar mutu yang berlaku.
Investigasi berlanjut dengan uji laboratorium untuk mengidentifikasi kandungan bahan bakar. Hasilnya masih ditunggu, namun publik terlanjur geram karena insiden ini dinilai sebagai bentuk kelalaian distribusi yang merugikan konsumen secara langsung.
Meski investigasi berjalan, kepercayaan publik terhadap kualitas BBM di SPBU resmi kini tengah diuji. Pemerintah dan Pertamina dituntut bergerak cepat agar kasus serupa tidak meluas dan menimbulkan kerugian yang lebih besar. (*)
Kategori :