Radarlambar.bacakoran.co -Seorang perwira tinggi militer Iran menyatakan bahwa negaranya hanya menggunakan sebagian kecil dari kapasitas pertahanannya selama konflik 12 hari melawan Israel. Pernyataan ini muncul setelah serangkaian serangan saling balas yang dipicu oleh serangan awal Israel pada 13 Juni 2025.
Ketegangan antara kedua negara meningkat tajam sejak Israel meluncurkan serangan dini hari ke wilayah Iran, yang segera dibalas oleh Teheran. Konflik tersebut kemudian meluas dengan keterlibatan Amerika Serikat yang melakukan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025. Iran membalas dengan menyerang pangkalan udara milik AS di Qatar, meskipun serangan itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Menurut laporan yang disiarkan televisi Iran, wakil komandan koordinasi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Mohammad-Reza Naghdi, menyatakan bahwa hanya sebagian kecil dari unit pertahanan Iran yang dilibatkan dalam konflik. Sebagian besar kemampuan militer dan sistem pertahanan negara disebut masih belum dikerahkan secara penuh.
Konflik antara Iran dan Israel resmi berakhir setelah tercapainya gencatan senjata pada 24 Juni 2025. Kedua pihak kemudian saling mengklaim kemenangan atas hasil pertempuran tersebut.
Data yang dikutip dari Al Jazeera menunjukkan bahwa Iran meluncurkan sekitar 1.000 rudal balistik dan drone ke wilayah Israel. Sistem pertahanan udara Israel disebut berhasil mencegat sekitar 90 persen dari serangan tersebut, meski sejumlah rudal tetap menghantam area penting seperti Tel Aviv dan Haifa.
Sementara itu, serangan balik dari Israel dan Amerika Serikat juga tercatat dalam jumlah signifikan. Menurut badan pemeriksa fakta Al Jazeera, Sanad, sedikitnya 145 serangan udara dilancarkan ke wilayah Iran. Namun, menurut data Armed Conflict Location and Event, jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi, mencapai sedikitnya 508 serangan yang dilakukan oleh Israel saja.
Serangan-serangan tersebut menyasar berbagai infrastruktur, mulai dari fasilitas militer dan industri, hingga sistem pertahanan udara Iran. Amerika Serikat lebih memfokuskan serangannya pada lokasi-lokasi yang berkaitan dengan program nuklir Iran.
Dengan sebagian besar kekuatan militernya masih belum diaktifkan secara penuh, Iran menyiratkan bahwa mereka masih memiliki kapasitas besar untuk bertindak jika konflik kembali bereskalasi. (*)
Kategori :