Perkuat Kemitraan, BPTN Wilayah II Liwa Gembleng 54 MMP

Selasa 01 Jul 2025 - 18:05 WIB
Reporter : Adi Pabara
Editor : Nopriadi

BALIKBUKIT – Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) tak tinggal diam menghadapi berbagai ancaman terhadap kawasan konservasi. Melalui Bidang Pengelolaan Taman Nasional (BPTN) Wilayah II Liwa, lembaga ini menggelar pembinaan Masyarakat Mitra Polhut (MMP) selama dua hari, 1–2 Juli 2025.

Kegiatan dipusatkan di Kantor BPTN Wilayah II, Komplek Pemkab Lampung Barat, dan diikuti 54 peserta dari sembilan resort. Mereka terdiri atas para kepala resort serta perwakilan kelompok masyarakat penggiat konservasi dari daerah seperti Balik Bukit, Sekincau, Suoh, hingga Mekakau Ilir.

Peserta dibekali materi teknis dan non-teknis, mulai dari strategi patroli berbasis SMART, mitigasi konflik satwa, hingga pemahaman hukum konservasi. Tak hanya itu, metode pembelajaran juga dibuat atraktif lewat ceramah interaktif, simulasi lapangan, hingga diskusi studi kasus.

Kepala BPTN Wilayah II Liwa, San Andre Jatmiko, menegaskan bahwa pembinaan ini menjadi agenda rutin yang sangat penting untuk memperkuat sinergi antara petugas taman nasional dan masyarakat.

“Peran masyarakat hari ini tidak bisa dikesampingkan. Justru mereka adalah garda awal dalam menjaga kawasan. Pembinaan ini bukan sekadar formalitas, tapi momen strategis untuk memperkuat solidaritas dan kemampuan teknis di lapangan,” ujarnya di sela pembukaan acara, Selasa (1/7/2025).

Ia menyebut bahwa ancaman terhadap kawasan TNBBS semakin kompleks, mulai dari perambahan, perburuan satwa liar, hingga kebakaran hutan. Karena itu, dukungan dari kelompok MMP sangat dibutuhkan sebagai mitra strategis dalam pengawasan dan pelestarian kawasan.

Materi pelatihan dibawakan oleh narasumber dari berbagai lembaga, termasuk Polres Lampung Barat, Kodim 0422/Lampung Barat, serta Wildlife Conservation Society–Indonesia Program (WCS-IP). Kegiatan ini juga didukung penuh oleh Kepala Balai Besar TNBBS.

Adapun kelompok MMP yang ikut serta berasal dari berbagai komunitas seperti Muara Kasih, Bacingut, Green Forest, GEMPA, Lembah Suoh, hingga Hutan Lestari. Seluruhnya dikenal aktif dalam kegiatan pelestarian lingkungan dan pengawasan kawasan penyangga taman nasional.

“Harapannya, setelah pembinaan ini, koordinasi lapangan makin solid. Komunikasi antara resor, polisi hutan, dan mitra masyarakat bisa berjalan lebih cepat dan efektif,” tambah San Andre.

Kegiatan ditutup pada Rabu (2/7/2025) dengan evaluasi akhir dan simulasi patroli lapangan. BBTNBBS berkomitmen melanjutkan program pembinaan serupa secara berkala, demi memperkuat peran masyarakat dalam konservasi berbasis partisipasi. (adi/nopri)

 

Kategori :