BALIKBUKIT - Pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) NIC 068 Cabang Lampung Barat melakukan kunjungan silaturahmi ke Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Kegiatan tersebut berlangsung di ruang kerja Bupati H. Parosil Mabsus, pada Selasa 1 Juli 2025.
Rombongan PSHT dipimpin oleh Ketua Cabang PSHT NIC 068 Lambar Mayor Inf Suroto, didampingi Wakil Ketua Bidang Organisasi Bambang Duwi Saputra, Wakil Sekretaris Budiyono, Bendahara Arifal Sahda, serta jajaran pengurus lainnya.
Dalam pertemuan itu, pengurus PSHT memperkenalkan secara resmi struktur organisasi, status legalitas, dan program kerja mereka di wilayah Lampung Barat. PSHT Lampung Barat saat ini berada di bawah kepemimpinan Mayor Inf Suroto, Ketua Dewan Cabang Kangmas Sugiono Adi Pranoto, S.Pd., serta terhubung langsung dengan Ketua Umum PSHT Pusat di Madiun, Kangmas Drs. R. Moerdjoko HW.
Mayor Inf Suroto menegaskan bahwa PSHT bukan sekadar perguruan bela diri, tetapi juga lembaga pembinaan karakter berbasis persaudaraan, kedamaian, dan loyalitas. “PSHT tidak hanya membentuk fisik, tetapi membangun watak dan jiwa yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur,” ujar Suroto.
Ia menjelaskan bahwa PSHT berdiri sejak 1922 di Madiun dan telah berkembang menjadi organisasi pencak silat yang diakui secara nasional dan internasional, termasuk memiliki cabang di luar negeri. PSHT Cabang Lampung Barat sendiri sudah aktif sejak 1986 dan terus berkembang.
Sementara itu, Bupati Lampung Barat, Hi. Parosil Mabsus menyambut baik kedatangan rombongan PSHT dan mengaku telah mengenal organisasi ini cukup lama. Bahkan, Parosil merupakan salah satu Warga Kehormatan PSHT dan menyatakan keinginan untuk mengikuti latihan guna menjadi Warga SH Terate secara resmi.
“Atas nama pribadi dan pemerintah daerah, saya mengapresiasi kiprah PSHT. Nilai-nilai yang diusung PSHT sangat relevan dengan pembangunan karakter masyarakat, terutama generasi muda,” ujar Parosil.
Ia juga mengajak PSHT untuk terus menjaga soliditas internal, menjalin kolaborasi dengan pemerintah, serta meningkatkan peran dalam menjaga ketertiban dan kerukunan sosial di tengah masyarakat.
“Sebagai organisasi besar, PSHT tentu punya pengaruh. Gunakan pengaruh itu untuk memperkuat semangat gotong royong, kedamaian, dan kepedulian sosial,” tambahnya.
Parosil juga menekankan pentingnya pembinaan internal terhadap anggota PSHT agar selalu menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai luhur organisasi. “Jaga marwah PSHT. Jadilah teladan, baik di arena latihan maupun dalam kehidupan bermasyarakat,” pesannya. (edi/lusiana)