Radarlambar.bacakoran.co– Fasilitas nuklir bawah tanah Fordow di Iran tampak kembali bergeliat tak lama setelah digempur bom oleh militer Amerika Serikat. Citra satelit terbaru yang diambil Minggu (29/6/2025) menunjukkan aktivitas konstruksi intensif, menandakan upaya cepat Iran untuk memulihkan salah satu pusat pengayaan uranium paling sensitifnya.
Dalam gambar yang dirilis oleh Maxar Technologies, sejumlah alat berat seperti ekskavator dan crane terlihat beroperasi di sekitar pintu masuk terowongan utara kompleks Fordow. Di lokasi yang sama, sejumlah personel juga tampak bekerja di dekat ventilasi dan lubang-lubang yang terbentuk akibat serangan udara AS pada 22 Juni lalu.
Tak hanya itu, sejumlah kendaraan tambahan terlihat diparkir di jalur akses yang mengarah ke fasilitas. Area yang sebelumnya dihantam bom kini mulai ditimbun kembali, mengindikasikan proses perbaikan dan penilaian kerusakan telah berlangsung secara sistematis.
Serangan udara AS pada pertengahan Juni lalu merupakan bagian dari operasi militer terkoordinasi yang melibatkan pembom siluman B-2 dan rudal Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam. Target utama mereka adalah ventilasi dan terowongan utama Fordow—yang diyakini menjadi jalur vital menuju pusat pengayaan nuklir bawah tanah Iran.
Meski mengalami kerusakan parah, fasilitas ini tidak sepenuhnya lumpuh. Tim teknis Iran dilaporkan mulai memperbaiki kawah-kawah hasil ledakan dan melakukan penilaian struktural. Pengambilan sampel radiologi juga sudah dilakukan di beberapa titik terdampak, menandai respons cepat pemerintah terhadap insiden tersebut.
Namun sejauh ini, belum terlihat tanda-tanda Iran akan mengaktifkan kembali terowongan utama atau mempercepat aktivitas pengayaan uranium di lokasi tersebut. Aktivitas yang tampak lebih mengarah pada upaya mitigasi kerusakan dan pengamanan infrastruktur pascaserangan.
Fordow sebelumnya merupakan simbol penting dari kekuatan nuklir Iran, yang dibangun jauh di dalam gunung untuk tahan terhadap serangan militer. Serangan AS pada situs ini—bersamaan dengan dua fasilitas nuklir lain di Natanz dan Isfahan—menunjukkan eskalasi serius dalam konflik geopolitik antara kedua negara.
Dengan cepatnya proses pemulihan ini, Iran kembali menunjukkan bahwa upaya menekan lewat kekuatan militer tidak serta-merta menghentikan ambisi nuklirnya. Dunia kini menanti bagaimana langkah lanjutan yang akan diambil Teheran: bertahan, membalas, atau membuka kembali pintu diplomasi. (*)
Kategori :