Mal Kembali Ramai, Tapi Didominasi Pengunjung ‘Rojali’

Kamis 17 Jul 2025 - 17:55 WIB
Reporter : Rinto Arius

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Pusat perbelanjaan di sejumlah kota besar di Indonesia mulai kembali bergeliat setelah sempat sepi dalam beberapa waktu terakhir. Peningkatan kunjungan terlihat terutama sepanjang awal tahun hingga menjelang pertengahan 2025, seiring dengan berlangsungnya berbagai momentum perayaan seperti Tahun Baru, Imlek, Ramadan, dan Idulfitri.

 

Namun, geliat tersebut tak serta-merta menunjukkan peningkatan transaksi belanja yang signifikan. Meski jumlah pengunjung meningkat sekitar 10-15 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, capaian ini masih di bawah target pertumbuhan kunjungan yang ditetapkan, yakni sebesar 20-30 persen.

 

Fenomena yang kini ramai diperbincangkan adalah kehadiran kelompok pengunjung yang datang beramai-ramai ke mal, namun tidak banyak melakukan pembelian. Mereka hanya sekadar berjalan-jalan atau mencari hiburan, tanpa aktivitas belanja yang berarti. Di kalangan pelaku usaha pusat perbelanjaan, tren ini dikenal dengan istilah “rojali” atau “rombongan jarang beli”.

 

Kondisi ini mengindikasikan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat, terutama dari kalangan menengah ke bawah. Meskipun pusat perbelanjaan kembali menjadi destinasi favorit, daya beli tampaknya belum sepenuhnya pulih. Masyarakat cenderung lebih selektif dalam membelanjakan uangnya. Frekuensi pembelian barang-barang seperti pakaian pun menurun. Jika sebelumnya konsumen bisa membeli pakaian baru sebanyak tiga hingga empat kali dalam sebulan, kini hanya satu hingga dua kali, dengan pilihan barang yang lebih murah.

 

Sementara untuk kebutuhan makan dan minum, aktivitas konsumsi tetap berlangsung, tetapi terjadi pergeseran pada pilihan menu yang lebih hemat. Pola ini menunjukkan bahwa sekalipun mobilitas masyarakat meningkat, kehati-hatian dalam membelanjakan uang masih sangat terasa, imbas dari kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.

 

Menghadapi tren low season pasca-Idulfitri, para pengelola pusat perbelanjaan menggandeng pemerintah melalui sejumlah program belanja untuk menjaga daya tarik mal di tengah tekanan konsumsi. Meski belum sepenuhnya sesuai ekspektasi, langkah ini dianggap cukup membantu menahan penurunan kunjungan lebih dalam.

 

Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha ritel untuk terus berinovasi, tidak hanya dalam menarik jumlah pengunjung, tetapi juga mengembalikan minat belanja masyarakat. Di tengah tren “rojali” yang terus meningkat, pusat perbelanjaan dituntut untuk lebih adaptif menghadirkan pengalaman berbelanja yang relevan dengan kondisi ekonomi saat ini. (*/rinto)

 

Kategori :