BALIKBUKIT - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Lampung Barat terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kapasitas dan keterampilan petani. Salah satunya melalui pelaksanaan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang dijadwalkan akan dimulai pada bulan Agustus 2025 mendatang.
Kegiatan ini menyasar satu kelompok tani (poktan) yang aktif dalam budidaya tanaman cabai, yakni Kelompok Tani Bangkit Tani Sejahtera yang berlokasi di Kelurahan Sekincau, Kecamatan Sekincau.
Kabid Hortikultura DTPH Lampung Barat, Cekden Hamdan, menyampaikan bahwa program SLPHT akan dilaksanakan dalam empat kali pertemuan. Setiap pertemuan akan difokuskan pada topik-topik penting dalam proses budidaya dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), mulai dari tahap awal pertumbuhan, masa berbunga, hingga panen dan pascapanen.
“Kegiatan ini adalah bagian dari pembelajaran nonformal yang kami desain khusus bagi petani agar lebih memahami konsep pengendalian hama secara terpadu dan berkelanjutan,” jelas Cekden mendampingi Kepala DTPH Maidar, S.H., M.Si., Selasa (29/7/2025).
Dalam pelaksanaan SLPHT ini, DTPH akan melibatkan penyuluh pertanian aktif yang bertugas di wilayah Kecamatan Sekincau. Para penyuluh akan memberikan pendampingan langsung kepada para petani, baik secara teori maupun praktik di lapangan.
Materi yang disampaikan meliputi identifikasi jenis hama dan penyakit utama pada tanaman cabai, teknik pencegahan yang ramah lingkungan, cara penggunaan pestisida nabati secara efektif, hingga strategi penanganan hasil panen agar memiliki nilai jual lebih tinggi.
Selain itu, petani juga akan diperkenalkan dengan pendekatan ekosistem tanaman untuk memahami interaksi antara tanaman, hama, dan musuh alaminya, sehingga diharapkan petani tidak lagi mengandalkan bahan kimia secara berlebihan.
“Sekolah lapang ini bukan sekadar pelatihan biasa, tapi menjadi ruang belajar aktif di mana petani bisa berdiskusi langsung dengan penyuluh dan mempraktikkan teknik-teknik terbaru dalam pengendalian hama,” tambah Cekden.
Lanjut dia, pemilihan tanaman cabai sebagai fokus utama kegiatan SLPHT bukan tanpa alasan. Komoditas ini termasuk dalam kategori hortikultura strategis di Lampung Barat, mengingat permintaan pasar yang tinggi namun disertai dengan risiko serangan hama yang cukup besar, seperti lalat buah, kutu daun, dan penyakit antraknosa.
DTPH menilai bahwa masih banyak petani yang belum memiliki pengetahuan yang cukup dalam menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan mampu menjadi solusi nyata untuk mengurangi kerugian akibat serangan OPT dan meningkatkan produktivitas serta kualitas hasil pertanian.
Kegiatan SLPHT ini didanai sepenuhnya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lampung Barat tahun 2025.
“Kami berharap kegiatan ini benar-benar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh petani. Tujuan utamanya adalah menambah wawasan dan memperkuat kapasitas mereka dalam menghadapi tantangan pertanian ke depan,” imbuhnya.
Melalui kegiatan ini, DTPH menargetkan agar petani dapat lebih mandiri, tidak hanya dalam pengambilan keputusan teknis di lapangan, tetapi juga dalam pengelolaan sumber daya pertanian secara berkelanjutan.
Program SLPHT diharapkan mampu mengubah pola pikir petani dari reaktif menjadi preventif, serta mendorong mereka untuk menerapkan prinsip pertanian ramah lingkungan yang mendukung pelestarian ekosistem pertanian.
Selain itu, kehadiran sekolah lapang juga menjadi sarana untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, penyuluh, dan kelompok tani dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan berdampak nyata bagi kesejahteraan petani. (lusiana)