BALIKBUKIT - Masyarakat Pekon Sukarame, Kecamatan Balikbukit, Lampung Barat, memilih untuk tidak lagi berpangku tangan menyikapi kerusakan parah di tanjakan jalan lintas Penataran - Sukarame.
Setelah bertahun-tahun menunggu perhatian dari pemerintah yang tak kunjung datang, masyarakat setempat kini berinisiatif menggalang dana swadaya guna memperbaiki kondisi jalan yang semakin membahayakan.
Langkah ini dilakukan sebagai respons atas kerusakan jalan yang terus memburuk dan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Kondisi permukaan jalan yang berlubang, sempit, dan menanjak tajam membuat pengendara, terutama sopir angkutan barang dan petani, kerap mengalami kesulitan saat melintas. Tak jarang kendaraan tergelincir atau rusak akibat medan jalan yang ekstrem.
”Setiap hari kami lewat sini bawa hasil kebun. Kalau musim hujan, jalan jadi licin dan rawan kecelakaan. Kami sudah terlalu lama menunggu, jadi sekarang warga sepakat perbaiki sendiri,” ujar Ahmad salah satu pemuda setempat, Rabu (30/7/2025).
Menurutnya, masyarakat mulai mengumpulkan dana secara sukarela untuk membeli material seperti batu, pasir, dan semen. Kegiatan perbaikan dilakukan secara gotong royong oleh warga, mulai dari pelajar, pemuda, hingga tokoh masyarakat.
Proposal yang disusun panitia pelaksana menyebutkan bahwa jalan ini memiliki peran vital sebagai akses utama menuju fasilitas pendidikan seperti SMP, SMK, SMA, MTs dan MAN. Selain itu, ruas tersebut juga menjadi jalur penghubung antarpekon Sukarame, Bahway, dan Kembahang serta akses penting menuju fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.
“Ini bukan jalan biasa. Fungsinya strategis sekali bagi roda ekonomi dan pelayanan publik. Tapi kondisinya seperti jalan tak bertuan,”tambahnya.
Masih menurut dia, dokumen proposal yang disusun panitia, tujuan utama dari perbaikan ini adalah menciptakan kenyamanan, keselamatan, serta kelancaran lalu lintas, baik saat musim kemarau maupun musim penghujan. Jalan ini juga menjadi jalur distribusi utama hasil pertanian masyarakat seperti kopi, sayuran, dan hasil kebun lainnya menuju pasar dan pusat kota.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa tanjakan tersebut memang dalam kondisi memprihatinkan. Aspal sudah terkelupas di banyak titik, permukaan berlubang, dan saluran air tidak memadai. Ketika hujan turun, air mengalir langsung ke badan jalan, mempercepat kerusakan dan menyulitkan kendaraan.
Warga berharap inisiatif ini bisa menjadi dorongan bagi Pemkab Lampung Barat, terutama Dinas PUPR, agar segera melakukan penanganan struktural terhadap jalan tersebut.
Sementara itu berdasarkan usulan proposal yang diterima oleh media ini, panitia pelaksana membutuhkan anggaran sebesar Rp57.160.000,- guna memenuhi berbagai kebutuhan material dalam kegiatan swadaya itu. Proposal yang diajukan ditandangani oleh Ketua Pelaksana Qiltahasan S.Sos, Pj Peratin Sukarame Lisbahawan S.E, M.M.,dan Ketua LHP Reska Nopiawansyah. (edi/lusiana)