BALIKBUKIT – Kabupaten Lampung Barat terus menunjukkan taji sebagai salah satu lumbung pangan Provinsi Lampung. Hingga akhir Juli 2025, produksi padi di wilayah ini tercatat telah menembus angka 47.303 ton, atau hampir 50 persen dari target tahun ini sebesar 97.183 ton.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Lampung Barat, Ir. Onni Violetta Saragi, M.P., mendampingi Kepala Dinas, Maidar, S.H., M.Si, Minggu (3/8/2025).
"Hingga akhir Juli realisasi produksi kita sudah hampir separuh dari target. Ini capaian yang menggembirakan dan menjadi bukti bahwa pertanian kita terus bergerak ke arah yang positif," ujar Onni.
Dikatakannya, dari data yang ada, produksi padi tersebar di 15 kecamatan. Beberapa wilayah yang menjadi penyumbang terbesar di antaranya Kecamatan Suoh (6.532 ton), Bandarnegeri Suoh (9.105 ton), Sukau (6.705 ton), Kebun Tebu (5.776 ton), dan Way Tenong (1.430 ton). Kecamatan-kecamatan ini memang dikenal sebagai sentra pertanian dengan produktivitas tinggi berkat kondisi tanah yang subur dan budaya bertani yang kuat di kalangan masyarakat.
"Daerah seperti Suoh, BNS, Sukau, hingga Lumbokseminung sudah lama menjadi tumpuan harapan ketahanan pangan Lampung Barat," ungkapnya.
DTPH Lampung Barat tidak tinggal diam dalam menjaga bahkan meningkatkan produktivitas ini. Sejumlah strategi unggulan terus dijalankan, salah satunya adalah Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang digagas untuk meningkatkan pemahaman petani terhadap ekosistem sawah dan penanganan hama secara ramah lingkungan.
"Melalui SLPHT, petani dibekali keterampilan praktis, bukan cuma soal teknis pengendalian hama, tapi juga bagaimana menciptakan ekosistem sawah yang sehat dan berkelanjutan," jelas Onni.
Tak kalah penting, peran aktif Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) juga sangat dirasakan oleh petani. Para penyuluh menjadi jembatan antara kebijakan dan praktik, serta memastikan bahwa teknologi pertanian terbaru benar-benar menyentuh lapangan.
Onni mengingatkan petani untuk tetap waspada terhadap serangan hama dan penyakit tanaman. "Kami imbau petani agar rutin memantau lahan mereka. Jika ada gejala serangan hama, segera lapor ke penyuluh. Deteksi dini itu sangat penting untuk mencegah kerugian besar," tegasnya.
Dengan tren positif ini, DTPH Lampung Barat optimistis target produksi padi tahun 2025 sebesar 97.183 ton bisa tercapai, bahkan berpotensi terlampaui. “Kita optimistis. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, penyuluh, dan petani, semoga target bisa tercapai. Lebih dari itu, kita ingin Lampung Barat semakin kuat sebagai daerah penyangga ketahanan pangan, dan para petani kita hidup lebih sejahtera,” pungkasnya. *