Saham Bank Pelat Merah Melejit Disuntik Euforia Rp200 T

Sabtu 13 Sep 2025 - 18:13 WIB
Reporter : Edi Prasetya

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Saham-saham bank pelat merah kompak menguat pada perdagangan Kamis (11/9) pagi, menyusul rencana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menarik Rp200 triliun dana pemerintah yang mengendap di Bank Indonesia (BI) untuk digelontorkan ke sistem perbankan.

Reli tertinggi dialami Bank Negara Indonesia (BBNI) yang melesat 6,34 persen ke Rp4.360, disusul Bank Tabungan Negara (BBTN) yang terkerek 6,27 persen ke Rp1.355. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik 5,41 persen ke Rp4.090, sementara Bank Mandiri (BMRI) turut menguat 2,27 persen ke Rp4.500.

Bank Syariah Indonesia (BRIS) juga naik 4,40 persen ke Rp2.610, bahkan bank swasta terbesar BCA (BBCA) ikut terdorong 1,28 persen ke Rp7.900.

Pengamat pasar keuangan Ibrahim Assuaibi menilai lonjakan harga saham bank dipicu langsung oleh sinyal kebijakan Menkeu Purbaya. Menurutnya, investor melihat langkah itu sebagai stimulus baru untuk menggerakkan ekonomi.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji menambahkan, euforia pasar berangkat dari harapan bahwa tambahan likuiditas Rp200 triliun bisa meningkatkan kapasitas bank menyalurkan kredit. Hal itu berarti prospek pertumbuhan laba bank lebih besar ke depan.

Dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Purbaya menegaskan bahwa dana yang sebelumnya mengendap di BI berasal dari setoran pajak dan pos lain yang tidak dapat diakses perbankan. Dengan dialihkan ke bank umum, ia berharap dana itu lebih bermanfaat bagi masyarakat melalui penyaluran kredit.

Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono memastikan proses penarikan dana Rp200 triliun tersebut sudah berjalan.

Namun, sejumlah ekonom mengingatkan bahwa tambahan likuiditas belum tentu langsung tersalurkan jika permintaan kredit masih lemah. Selain itu, tanpa aturan teknis yang ketat, dana berisiko hanya menjadi simpanan baru bagi bank tanpa memberi efek riil ke sektor produktif.

Meski demikian, reli saham bank BUMN menunjukkan respons awal pasar yang optimistis terhadap arah baru kebijakan fiskal. Investor menanti bukti berikutnya: sejauh mana dana Rp200 triliun benar-benar mampu mengalir menjadi kredit, memperkuat konsumsi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.(*/edi)

Kategori :