BALIKBUKIT - Usai insiden pengerusakan dan pembakaran kantor Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Resort Suoh, Kabupaten Lampung Barat oleh oknum masyarakat yang tidak bertanggungjawab, Senin 11 Maret 2024 lalu, pihak TNBBS melakukan inventarisir terhadap aset yang rusak dan terbakar.
Selain bangunan kantor semi permanen yang hanya tampak tersisa atap seng dan puing-puing tembok yang dihancurkan oleh massa, serta tiga unit sepeda motor, dan satu unit bentor, dan banyak fasilitas yang didalamnya tak ditemukan yang ludes terbakar.
Kepala Satuan (Kasat) Polisi Kehutanan (Polhut) Balai Besar TNBBS Sadatin Misri, S.H, M.H., dikonfirmasi mengungkapkan, dengan dirusak dan dibakarnya kantor TNBBS Resort Suoh maka personel yang ada bergabung dengan tim penanganan interaksi negatif antara manusia dan satwa liar, dengan posko rumah Peratin Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS).
"Pada intinya personel di Resort Suoh tetap menjalankan tugas seperti biasa, pasca adanya insiden pengerusakan dan pembakaran kantor Resort oleh oknum yang tidak bertanggungjawab tersebut, mereka bergabung bersama tim di Posko di Rumah Peratin Pekon Bumi Hantatai," ungkapnya.
Menurut Sadatin, pihaknya saat ini masih melakukan inventarisir terhadap fasilitas yang rusak dan tidak bisa lagi digunakan. Barang-barang lainnya yang ikut dirusak dan dibakar terdapat laptop, HP, Camera dan Camera trap, serta obat-obaran untuk penanganan harimau, pakaian petugas, kulkas, TV, komputer, radio rig, kipas angin serta fasilitas pos resort.
"Jumlah kerugian masih dilakukan penghitungan, tetapi untuk fasilitas yang ada di dalam kantor resort semuanya terbakar, bahkan pakaian petugas juga ikut terbakar," kata Sadatin.
Sebelumnya, sudah lima orang diamankan oleh Satuan Reserse dan Krimininal (Satreskrim) Polres Lampung Barat, yang diduga kuat sebagai pelaku dalam insiden pembakaran.
Kasat Reskrim Polres Lampung Barat Iptu Juherdi Sumandi, SH., mendampingi Kapolres AKBP Ryky Widya Muharam, SIK., mengungkapkan, kelima orang masyarakat Suoh dan BNS tersebut diamankan sementara di Mapolres setempat.
“Benar, lima orang diamankan untuk dimintai keterangan dan dilakukan pemeriksaan. Mereka diduga ada kaitan dengan kejadian pengrusakan dan pembakaran kantor PPA TNBBS Suoh, untuk hasilnya nanti," ungkap Juherdi Sumandi.
Sebelumnya, Juherdi menyampaikan sebanyak sembilan orang telah dilakukan pemeriksaan, terkait dengan insiden pembakaran kantor TNBBS Resort Suoh, yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab pada Senin 11 Maret 2024 lalu.
Seperti diketahui, kasus pembakaran kantor TNBBS Resort Suoh bermula saat massa yang berasal dari dua kecamatan yakni Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) menggelar demo protes prihal kinerja dari tim yang telah melakukan upaya evakuasi terhadap harimau sumatera yang telah memakan korban jiwa tak kunjung membuahkan hasil.
Hingga pada akhirnya harimau kembali menerkam salah seorang warga yang disinyalir menjadi pemicu kemarahan warga dengan melampiaskan dengan melakukan pembakaran kantor dan fasilitas hingga sejumlah sepeda motor.
Menurut Juherdi, hingga Kamis 14 Maret 2024 pihaknya telah memeriksa sebanyak sembilan orang saksi. Mereka adalah orang-orang mengetahui terkait dengan kejadian tersebut dan juga berada di lokasi. “Ada sembilan orang yang kami lakukan pemeriksaan hingg hari ini, masih memungkinkan kami akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi lainnya,” ungkap Juherdi mewakili Kapolres AKBP Ryky Widya Muharam, S.H, S.I.K.
Juherdi menyebut, masyarakat Suoh dan BNS sejauh ini tidak pernah melakukan aksi-aksi anarkis terlebih melakukan pembakaran pada fasilitas umum. Sehingga pihaknya tengah menyelidiki prihal adanya provokator dalam aksi pembakaran kantor TNBBS Resort Suoh tersebut. “Selama ini tidak pernah ada kejadian-kejadian seperti ini, masyarakat Suoh dan BNS biasanya mengedepankan musyawarah, karena itu kami masih menyelidiki apakah dalam aksi pembakaran ini ada provokator, karena seperti kita lihat di video-video itu kebanayakan hanya jadi penonton, nah yang melakukan aksinya hanya beberapa orang saja, ini semua masih kami dalami termasuk pelaku dari pembakaran itu sendiri,” tegasnya.
Seperti diberitakan, kejadian itu bermula ketika seorang warga Pekon Sukamarga Kecamatan Suoh, Samanan (41) diserang oleh harimau saat bekerja di kebun. Namun korban berhasil melarikan diri dan langsung dibawa ke Puskesmas Srrimulyo hingga akhirnya dirujuk ke RSUD Alimuddin Umar.