BALIKBUKIT – Konflik gajah dan manusia di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) Kabupaten Lampung Barat (Lambar), tak kunjung menemui solusi. Kawanan satwa berbelalai yang berjumlah 18 ekor itu secara terus menerus menteror masyarakat setempat.
Selain menganggu aktifitas masyarakat seperti berkebun, kawanan gajah juga telah banyak menimbulkan kerugian materi di masyarakat. Bahkan, sebelumnya sejumlah rumah mengalami kerusakan akibat kawanan gajah yang dikenal dengan kawanan gajah Bunga itu merusak tanaman milik masyarakat yang selama ini menjadi salah satu sumber penghasilan.
Pembina Satgas Konflik Gajah Suoh dan BNS Lampung Barat, Sugeng Hari Kinaryo Adi, mengungkapkan, kawanan gajah liar itu merusak beberapa tanaman milik masyarakat di Rowo Agung masuk dalam wilayah Pekon Rowo Rejo, dimana tanaman pisang.
”Awalnya tanaman pisang milik masyarakat dimakan oleh kawanan gajah itu bahkan sebagian besar mengalami kerusakan, setelah itu bergeser ke kebon sawit lama untuk tidur. Kawanan gajah bisa menuju lokasi mana saja termasuk mengganggu petani kopi yang sedang panen raya,” ungkapnya.
Kawanan gajah itu sering nganar kemana-mana sehingga menganggu masyarakat yang sedang memetik kopi. Dari lokasi saat ini banyak kebun kopi milik warga, dan sempat kawanan gajah itu datang dan menganggu petani yang sedang memetik buah kopi.
Untuk diketahui, kendala penggiringan oleh satgas sebelumnya sudah terjadi akibat GPS Colllar yang terpasang pada dua dari 18 ekor gajah rusak. Sehingga saat ini satgas sulit melakukan pemantauan terhadap pergerakan kawanan gajah liar di wilayah setempat.
Menurut Sugeng, saat ini banyak petani di wilayah itu telah menebangi tanaman pisang yang selama ini menjadi makanan incaran gajah. Padahal penebangan tersebut justru membuat kawanan gajah lebih liar dan membahayakan masyarakat.
"Sekarang banyak tanaman pisang ditebang pemiliknya, hal ini dilakukan untuk meminimalisir kawanan gajah masuk ke kebun mereka,namun kondisi ini menyebabkan kawanan gajah terus berkeliaran. Hingga saat ini kami kesulitan memantau karena GPS rusak,” pungkasnya. *