WAYTENONG - Musim raya kopi yang tengah berlangsung, yang disertai masuknya masa panen padi di beberapa wilayah Kabupaten Lampung Barat (Lambar) menjadi berkah. Namun, juga muncul kendala para petani lantaran dalam masa panen tersebut mengalami kesulitan kurangnya tenaga harian lepas.
Maya, salah satu petani kopi di Kecamatan Waytenong mengatakan, dengan berlangsungnya musim kopi di wilayah tersebut, para pemilik lahan perkebunan mengalami kesusahan untuk mencari tenaga harian lepas dalam membantu panen.
Hal itu dikarenakan di masa panen kopi sebelumnya buah kopi tidak sebanyak tahun ini dan merata sehingga antar petani atau masyarakat dapat saling membantu untuk melakukan panen.
Tetapi karena antar petani fokus menggarap lahan perkebunan masing-masing sehingga untuk tenaga harian lepas berkurang dan sulit didapat.
"Iya mas kendala yang kami alami sekarang ini sulit mencari tenaga harian lepas yang dapat membantu pemutihan kopi karena yang selama ini dapat membantu mereka juga pernah fokus menyelesaikan penggarapan di areal kebun mereka," katanya.
Sementara dari wilayah Kecamatan Sekincau dan Batuketulis, karena mengalami kesulitan mencari tenaga harian lepas para pemilik lahan seperti kebun kopi sekarang ini dalam merekrut tenaga harian tersebut tidak lagi dengan bentuk upah uang harian melainkan sistem upah kopi dengan perhitungan per-delapan karung kompet, upah satu karung atau istilahnya delapan keluar satu, artinya jika dihitung dari persentase tersebut dan harga kopi saat ini yang mencapai Rp70.000 per kilogram upah harian, mencapai Rp250.000.
"Jika dengan upah uang gaji harian lepas antara Rp60-80 ribu/kg, dengan ditanggung makan siang, tapi sekarang karena petani memburu agar buah kopi tidak runtuh karena terlambat dipetik maka tidak sedikit mulai menerapkan upah sistem karangan," ungkap Sopian.
Begitu juga di Kecamatan Belalau, Jhon Hendra salah seorang petani menyampaikan, di wilayah itu mulai masuk panen padi dan para pemilik lahan areal padi ini mengalami kesulitan untuk mencari tenaga harian karena yang selama ini dapat membantu juga tengah fokus melakukan panen kopi.
"Luar biasa saat ini memang karena musim raya kopi kita mengalami kesulitan mencari tenaga harian lepas," tandasnya. (rinto/nopri)