Bacakoran.co.id - Pasca musim panen kopi, biasanya akan banyak ditemui limbah cangkang kulit kopi disekitar lokasi pabrik pengolahan buah kopi. Bahkan, kerap ditemui kulit kopi hanya dikumpulkan dan dibakar agar tidak menumpuk.
Belakangan, mulai banyak di temui penggunaan cangkang kulit kopi sebagai pupuk kompos organik ternyata dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani sekaligus mengurangi bau dari tumpukan limbah kulit kopi yang dapat mencemari lingkungan.
Upaya pengembangan mengatasi masalah yang dapat mencemari lingkungan itu antara lain dengan cara mengolah limbah cangkang kulit kopi menjadi pupuk kompos.
Sisa produksi tanaman kopi yang telah dikomposkan dinilai memiliki kandungan c-organik sebesar 43,3%, kadar nitrogen 2,98%, fosfor 0,18% dan kalium 2,26% yang dapat dimanfaatkan untuk bibit tanaman kopi.
Dari berbagai penelitian ternyata limbah cangkang kulit kopi mengandung bahan organik sebesar 45,3%, kandungan Nitrogen sebesar 2,98%, kandungan Fosfor sebesar 0,18%, dan kandungan Kalium sebesar 2,26%.
Dengan adanya kandungan sifat kimia di atas, maka pemberian kompos yang berbahan dasar kulit kopi bisa meningkatkan kandungan C organik di dalam tanah.
Kini, cangkang kulit kopi sudah mulai dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pakan ternak, kompos, dan lainnya.
Pemanfaatan kulit kopi sebagai kompos kini sudah mulai dilakukan oleh para peneliti khususnya untuk budidaya tanaman hortikultura.
Kopi secara alami kaya akan nutrisi seperti kalium, nitrogen, dan magnesium, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk pemupukan tanah.(*)