Pembangunan Infrastruktur-Stunting di Garis Depan
MUSRENBANG_ Pemerintah Pekon Tebaliokh di Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat, telah melaksanakan Musrenbang dalam rangka penyusunan RKPP 2025-Foto Dok---
BATUBRAK - Pemerintah Pekon Tebaliokh di Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat, telah melaksanakan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Pekon (RKPP) tahun 2025.
Musrenbang ini menjadi langkah penting bagi Pekon Tebaliokh untuk mengakomodasi kebutuhan dan aspirasi masyarakat dalam rangka mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan warga setempat.
Dengan ini dihadiri berbagai unsur pimpinan kecamatan, perwakilan masyarakat dari setiap pemangku, tokoh adat, tokoh agama, perwakilan dari instansi terkait, dan perangkat pekon. Proses musyawarah ini menghadirkan sejumlah program prioritas sementara, meliputi pembangunan infrastruktur dan penuntasan stunting
Pekon Tebaliokh Iwan Susanto mengungkapkan bahwa Musrenbang kali ini menjadi momentum strategis untuk merumuskan rencana pembangunan yang dapat memperbaiki fasilitas umum, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta mengatasi permasalahan sosial seperti stunting dan kesehatan ibu hamil.
Salah satu fokus utama dalam Musrenbang tahun ini adalah pembangunan infrastruktur, terutama untuk memperbaiki aksesibilitas dan menanggulangi masalah lingkungan yang kerap terjadi di Pekon Tebaliokh. Beberapa proyek infrastruktur yang diusulkan mencakup pembangunan rabat beton di Pemangku 1 dengan ukuran 2 meter x 15 cm x 150 meter.
“Rabat beton ini diharapkan dapat memperlancar mobilitas warga, terutama untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat utamanya distribusi hasil pertanian dan perkebunan,” ucapnya
Selain rabat beton, pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) juga menjadi prioritas di Pemangku 1 dengan ukuran 1 meter x 30 cm x 15 meter. Pembangunan TPT ini dirancang untuk menstabilkan tanah di daerah-daerah rawan longsor, yang selama ini menjadi kekhawatiran masyarakat setempat, terutama pada musim hujan.
“Upaya ini diyakini akan memberikan rasa aman bagi masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di sekitar area tebing dan kemiringan tanah yang tinggi,” papar dia.
Selain itu, masyarakat juga mengusulkan pembangunan drainase di Pemangku 2 dengan volume 50 cm x 50 cm x 100 meter. Pembangunan drainase ini dimaksudkan untuk mengalirkan air secara efektif dan mengurangi risiko genangan maupun banjir, yang selama ini mengganggu aktivitas warga serta berdampak buruk terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungan. “Drainase yang baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan pemukiman serta menjaga kondisi jalan agar tidak mudah rusak akibat aliran air yang tidak terkendali,” imbuhnya.
Tidak hanya terbatas pada pembangunan infrastruktur, Musrenbang kali ini juga menyoroti pentingnya penuntasan masalah stunting, yang mana pemerintah pekon akan kembali memberikan Bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang didukung bantuan obat-obatan dan susu bagi ibu hamil.
Terakhir Iwan menegaskan bahwa Musrenbang ini bukan hanya sekedar proses formal, tetapi juga wujud komitmen pemerintah pekon untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan menyusun rencana kerja yang berdasarkan kebutuhan konkret di lapangan. "Kami berupaya agar seluruh usulan yang telah dirangkum dapat terealisasi dengan baik, sehingga manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” pungkasnya. (edi/lusiana)