Mengapa Semua Penerbangan Menghindari Terbang di Atas Wilayah Tibet, Ini Alasannya
PENERBANGAN: Tibet dikenal sebagai "Atap Dunia " karena sebagian besar wilayahnya terletak di ketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut. Foto Freepik--
Radarlambar.Bacakoran.co -Tibet, wilayah yang terletak di dataran tinggi Himalaya, memiliki kondisi geografis dan politik yang sangat unik, yang menyebabkan banyak maskapai penerbangan menghindari terbang langsung di atasnya. Ada beberapa alasan utama mengapa wilayah ini dianggap berisiko dan tidak disarankan untuk dilewati pesawat komersial, baik dari segi keamanan, kondisi cuaca, maupun politik.
1. Ketinggian dan Risiko Tekanan Udara
Tibet dikenal sebagai "Atap Dunia" karena sebagian besar wilayahnya terletak di ketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut. Ketinggian ini memiliki dampak besar terhadap penerbangan. Salah satu masalah utama adalah berkurangnya tekanan udara di ketinggian yang tinggi, yang dapat mengurangi performa mesin pesawat dan menghambat kemampuannya dalam menjaga ketinggian.
Selain itu, di ketinggian yang sangat tinggi, pesawat membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk mempertahankan ketinggian dan performa. Ini menambah beban operasional maskapai, yang menyebabkan mereka lebih memilih rute yang lebih rendah dan lebih aman untuk efisiensi bahan bakar.
2. Cuaca Ekstrem dan Kondisi Geografis
Wilayah Tibet dikenal dengan cuaca ekstrem yang sulit diprediksi. Dataran tinggi Himalaya memiliki angin kencang, badai salju, dan turbulensi yang sering terjadi. Perubahan cuaca yang cepat dan kondisi atmosfer yang tidak stabil dapat membuat penerbangan di wilayah ini sangat berbahaya. Bahkan di luar musim dingin, angin kencang dan awan rendah dapat mengganggu navigasi dan kestabilan pesawat.
Selain itu, Tibet dikelilingi oleh pegunungan tinggi yang dapat memengaruhi arus udara, menyebabkan turbulensi yang tidak terduga dan berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan. Oleh karena itu, banyak maskapai memilih untuk menghindari wilayah ini demi keselamatan penumpang dan kru.
3. Keterbatasan Akses Darurat
Salah satu alasan utama mengapa pesawat menghindari Tibet adalah keterbatasan akses darurat. Wilayah ini sangat terisolasi dengan medan yang sulit dijangkau, terutama dalam keadaan darurat. Jika terjadi masalah teknis atau kebutuhan untuk mendarat darurat, wilayah Himalaya yang terpencil tidak menawarkan banyak pilihan bandara atau fasilitas pendaratan alternatif.
Selain itu, suhu yang sangat dingin dan ketinggian yang tinggi membuat evakuasi darurat dan penyelamatan di wilayah ini menjadi tantangan besar, bahkan bagi tim SAR yang berpengalaman.
4. Tantangan Navigasi dan Keterbatasan Infrastruktur
Di Tibet, terutama di bagian barat dan utara, terdapat keterbatasan infrastruktur navigasi udara. Beberapa bagian dari wilayah ini kurang dilengkapi dengan fasilitas pengawasan radar yang memadai, yang membuat pengendalian lalu lintas udara menjadi lebih sulit. Untuk memastikan keselamatan penerbangan, pesawat harus tetap berada di bawah pengawasan radar yang terus-menerus, dan di daerah seperti Tibet, itu bisa menjadi masalah.
Karena keterbatasan sistem navigasi, beberapa wilayah di Tibet tidak dapat diawasi dengan baik, sehingga maskapai lebih memilih untuk menghindari terbang di atasnya dan memilih rute yang lebih aman dengan fasilitas pengawasan yang lebih baik.
5. Pertimbangan Politik dan Keamanan