100 RIbu Llebih Tenara Ukraina Desersi Sejak Invasi Rusia
Tentara Ukraina.--
Radarlambar.bacakoran.co - Sejak dimulainya invasi Rusia pada Februari 2022, laporan tentang banyaknya tentara Ukraina yang meninggalkan medan pertempuran mulai muncul.
Kejaksaan Agung Ukraina menyatakan bahwa lebih dari 100.000 tentara telah dikenakan dakwaan desersi, sebuah situasi yang semakin memperburuk keadaan militer Ukraina yang dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelenskyy. Kekurangan pasukan ini berimbas pada rencana pertempuran Ukraina, yang semakin sulit untuk dilaksanakan, khususnya ketika menghadapi Rusia dalam momen-momen kritis.
Dari laporan yang diterima dari tentara, pejabat, serta pengacara Ukraina, banyak tentara yang merasa kelelahan dan kehilangan semangat setelah bertempur dalam waktu lama. Akibatnya, mereka memilih untuk meninggalkan pos mereka di garis depan.
Beberapa tentara memanfaatkan cuti sakit, yang sering kali mereka tidak kembali setelahnya, sementara yang lain menolak perintah dari atasan mereka karena ketidaksetujuan terhadap kebijakan komando, bahkan dalam situasi pertempuran yang intens. Fenomena ini semakin melemahkan garis pertahanan Ukraina, yang mengarah pada hilangnya wilayah yang telah direbut sebelumnya.
Menurut analisis militer di Kiev, Oleksandr Kovalenko, situasi ini sangat memprihatinkan dan kemungkinan besar akan berlanjut sepanjang perang, yang kini telah memasuki tahun ketiga. Selain kekurangan pasukan, ada pula kritik terhadap pelaksanaan mobilisasi yang buruk serta penarikan tentara dari beberapa titik penting yang semakin memperlemah kemampuan bertahan Ukraina.
Pada saat yang sama, Amerika Serikat memberikan tekanan kepada Ukraina untuk memperkuat barisan pasukannya dengan merekrut lebih banyak tentara, bahkan dengan mempertimbangkan untuk menerapkan wajib militer bagi warga negara yang berusia 18 tahun.
Dari wawancara dengan beberapa desertir, pengacara, pejabat, dan komandan militer yang memberikan informasi secara anonim, terungkap bahwa banyak pertempuran yang gagal disebabkan oleh banyaknya tentara yang meninggalkan pos mereka. Salah satu contoh nyata adalah kekalahan Ukraina di Vuhledar pada Oktober 2024, yang diduga terkait dengan tingginya tingkat desersi di kalangan pasukan mereka.
Kejaksaan Agung Ukraina juga mengonfirmasi bahwa lebih dari 100.000 tentara telah dijerat dakwaan desersi sejak dimulainya invasi Rusia. Namun, beberapa perkiraan menyebutkan bahwa jumlah desertir sebenarnya bisa jauh lebih tinggi, dengan angka yang mencapai sekitar 200.000 tentara. (*)