Angka Keluarga Berisiko Stunting Menurun
Kepala DP3AKB Pesisir Barat, dr.Budi Wiyono, S.H--
Radarlambar.bacakoran.co - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AKB) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) mencatat penurunan signifikan pada jumlah keluarga berisiko stunting di tahun 2024. Hal itu, berdasarkan data verifikasi dan validasi (verval) yang dilakukan oleh tim pendamping keluarga Pekon dan divalidasi oleh penyuluh keluarga berencana.
Kepala DP3AKB, dr. Budi Wiyono, M.H., mengatakan, pada tahun 2023, jumlah keluarga berisiko stunting mencapai 9.634 keluarga, sementara pada tahun 2024 angka itu turun menjadi 6.044 keluarga.
Penurunan itu tidak terlepas dari berbagai upaya intervensi dan perbaikan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut.
“Perbaikan pola makan ibu dan anak menjadi salah satu kunci utama. Pemenuhan gizi ibu selama masa kehamilan dan menyusui, serta pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, berkontribusi besar terhadap penurunan risiko stunting,” katanya, Senin 9 Desember 2024.
Selain itu, kata dia, akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan, seperti pemeriksaan kehamilan yang rutin, imunisasi lengkap untuk anak, serta penanganan dini terhadap penyakit infeksi, turut memperkuat upaya penurunan stunting.
Edukasi mengenai pola makan sehat, kebersihan, dan perawatan anak juga berperan penting.
“Hal itu juga harus disertai dengan peningkatan kesadaran akan sanitasi dan konsumsi suplemen zat besi dan asam folat, maupun lainnya yang berdampak terhadap kesehatan anak,” jelasnya.
Menurutnya, juga tidak kalah pentingnya perbaikan sanitasi dan kebersihan lingkungan, termasuk ketersediaan air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak, serta kebiasaan mencuci tangan, juga menjadi faktor penunjang dalam menurunkan angka stunting.
Selain itu, pemberdayaan ekonomi keluarga, yang meningkatkan akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan, menjadi aspek pendukung penting dalam memperbaiki gizi keluarga.
“Melalui berbagai intervensi ini, DP3AKB setempat berharap tren penurunan ini akan terus berlanjut, sehingga lebih banyak keluarga di Kabupaten Pesbar dapat terhindar dari risiko stunting,” pungkasnya. (*)