Dewan Pengawas Soroti Kepemimpinan KPK: "Nyali Masih Kurang Berani"
Konferensi pers capaian kerja Dewas KPK periode 2019-2024 selama lima tahun terakhir.//Foto:dok/net.--
Radarlambar.Bacakoran.co - Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2024 menyampaikan evaluasi kinerja mereka selama lima tahun terakhir. Dalam laporan tersebut, anggota Dewas KPK, Syamsuddin Haris, memberikan kritik tajam terhadap pimpinan KPK saat ini yang dinilai masih kurang berani dalam memberantas korupsi.
Saat berbicara di Gedung ACLC KPK, Jakarta Selatan, Kamis 12 Desember 2024 kemarin, Syamsuddin mengungkapkan bahwa sejumlah kasus pelanggaran etik yang melibatkan pimpinan KPK periode ini telah mencoreng integritas lembaga. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa pimpinan belum mampu menjadi teladan bagi seluruh pegawai KPK.
Menurutnya, masalah integritas masih menjadi sorotan utama. Dari catatan Dewas, ada tiga pimpinan yang terjerat kasus etik, dan ini mencerminkan kurangnya keteladanan.
Selain itu, ia juga menyoroti ketidakkonsistenan pernyataan antar-pimpinan dalam menangani kasus. Hal ini dinilai merusak sinergi dan kolegialitas yang seharusnya menjadi prinsip utama dalam kepemimpinan KPK.
Ditegaskannya, Dewas melihat ada perbedaan pernyataan antara pimpinan A dan pimpinan B terkait kasus yang sama. Ini menunjukkan lemahnya koordinasi di internal pimpinan dan itu tentu saja mengecewakan
Syamsuddin tidak hanya berhenti pada kritik, tapi juga memberikan harapan untuk masa depan KPK. Ia menekankan pentingnya keberanian yang lebih besar dari pimpinan KPK untuk menghadapi tantangan dalam pemberantasan korupsi.
Bahkan, dirinya bertanya apakah pimpinan KPK memiliki nyali? Mungkin ada, tapi masih kecil. Ke depan, pihaknya membutuhkan pemimpin dengan keberanian yang lebih besar untuk menghadapi korupsi yang semakin kompleks.