Cabai Katokkon, Pedasnya Menarik Minat Petani Muda

cabai Katokkon khas dari Toraja.// Foto: net--
Radarlambar.Bacakoran.co - Cabai katokkon, yang berasal dari Tana Toraja, kini mulai dikenal luas di luar Sulawesi Selatan, bahkan sudah dikembangkan di beberapa daerah seperti Pacet Cipanas, Ciapus Bogor, dan Sukabumi. Cabai dengan rasa pedas luar biasa ini mulai dilirik oleh generasi milenial sebagai peluang usaha di sektor pertanian.
Dengan tingkat kepedasan yang mencapai 400.000-600.000 SHU, cabai katokkon jauh lebih pedas dibandingkan cabai rawit yang hanya berkisar 100.000 SHU. Selain rasa, cabai ini juga memiliki aroma harum yang memikat, menjadikannya pilihan favorit bagi pecinta pedas.
Keunggulan cabai katokkon tak hanya terletak pada rasa dan aroma, tetapi juga pada kestabilan harga dan potensi produksi yang menggiurkan. Seperti yang diungkapkan oleh petani muda Canesia Aisah, cabai katokkon mampu menghasilkan 30 ton per hektare dengan harga stabil sekitar Rp50.000 per kilogram.
Dalam sekali panen, cabai ini bisa dipetik hingga 26 kali, dengan omzet kotor mencapai Rp1,5 miliar, dan keuntungan bersih sekitar Rp800 juta per hektarenya. Cabai katokkon kini juga menjadi komoditas yang mendukung perekonomian daerah, dengan para petani muda seperti Canesia dan Ratna Kartika Putri yang berhasil menggaji puluhan pegawai dengan penghasilan mencapai Rp150 juta per bulan.
Di Tanah Toraja, cabai ini biasa digunakan sebagai bahan campuran dalam masakan khas seperti pa’piong dan tutuk lada, serta bisa diolah menjadi sambal siap saji yang praktis. Dengan segala potensi yang dimiliki, cabai katokkon semakin menunjukkan eksistensinya di pasar global, menjadi pilihan menarik bagi petani muda dan pecinta kuliner pedas.(*)