Trump Mengancam Hamas: Bebaskan Sandera atau Terjadi Kekacauan!
Presiden Amerika Serikat Terpilih Donald Trump.//Foto:dok/net.--
Radarlambar.Bacakoran.co - Donald Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat, kembali mengeluarkan ancaman tegas terhadap kelompok Hamas yang terlibat dalam konflik dengan Israel di Jalur Gaza. Dalam konferensi pers yang digelar di Palm Beach, Florida, pada Selasa 17 Desember 2024, Trump memperingatkan kelompok Hamas untuk segera membebaskan sandera-sandera mereka sebelum pelantikannya pada 20 Januari mendatang. Trump memperingatkan jika tidak dibebas maka "kekacauan" akan terjadi.
Menurut Trump, dirinya telah memberikan peringatan bahwa jika para sandera tidak segera dibebaskan dan kembali ke rumah mereka pada tanggal tersebut, maka kekacauan akan terjadi. Trump menegaskan kembali komitmennya terhadap masalah itu.
Ini adalah konferensi pers pertama Trump setelah dirinya terpilih kembali sebagai Presiden AS pada pemilu November lalu. Dalam kesempatan tersebut, Trump juga menyatakan bahwa ia telah melakukan pembicaraan konstruktif dengan Perdana Menteri Israel,
Benjamin Netanyahu, mengenai perkembangan situasi di Gaza, yang semakin memanas sejak Oktober tahun lalu.
Konflik di Jalur Gaza dimulai setelah serangan mendalam yang dilancarkan Hamas dan sekutu militan lainnya terhadap Israel. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyebabkan lebih dari 250 orang, termasuk warga negara Israel-Amerika, menjadi sandera. Meskipun lebih dari 100 sandera telah dibebaskan setelah terjadinya gencatan senjata sementara pada November 2023, masih ada sekitar 100 sandera yang saat ini diperkirakan masih ditahan di Gaza, dengan hanya separuhnya yang diyakini masih hidup.
Trump juga menegaskan bahwa jika pada saat dia kembali menjabat sebagai Presiden AS tidak tercapai kesepakatan gencatan senjata, maka kondisi yang ada akan jauh dari menyenangkan. Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai maksud pernyataannya tersebut.
Pemerintahan Presiden Joe Biden yang akan segera berakhir juga turut terlibat dalam upaya penyelesaian konflik ini. Beberapa pejabat senior AS telah dikirim ke kawasan untuk memfasilitasi perundingan gencatan senjata, meskipun hingga kini belum ada hasil yang signifikan terkait pembebasan para sandera.(*)