Jerman Setujui Ekspor Senjata Tambahan ke Israel Senilai 30 Juta Euro di Tengah Kritik Internasional
Tank - Milik Israel Foto : VOA Indonesia--
Radarlambar.bacakoran.co -Jerman telah memberikan persetujuan untuk ekspor senjata tambahan ke Israel senilai lebih dari 30 juta euro (sekitar Rp505,88 miliar) dalam beberapa pekan terakhir, menurut laporan media Der Spiegel yang dikutip Anadolu pada Selasa. Secara keseluruhan, nilai ekspor senjata Jerman ke Israel sepanjang tahun ini telah mencapai lebih dari 160 juta euro (sekitar Rp2,7 triliun), meskipun mendapatkan kritik internasional, khususnya dari kelompok hak asasi manusia yang mengutuk tindakan Israel di Gaza sebagai genosida.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa data terbaru mengenai ekspor senjata ini dirilis oleh Kementerian Ekonomi Jerman setelah adanya pertanyaan dari legislatif. Meskipun Jerman telah memenuhi banyak permintaan senjata dari Israel, ekspor tersebut tidak mencakup senjata perang besar seperti amunisi artileri atau tank, yang telah diminta oleh Tel Aviv setelah serangan Hamas pada Oktober 2023.
Pengiriman Senjata dan Kontroversi Internasional
Pengiriman senjata yang dilakukan Jerman sebagian besar terdiri dari peralatan untuk tank Merkava Israel yang diproduksi di Jerman, yang telah disetujui untuk dikirimkan pada musim panas lalu. Namun, meskipun permintaan senjata perang dari Israel meningkat pasca serangan Hamas, pemerintah Jerman belum memberikan persetujuan untuk pengiriman senjata jenis tersebut.
Pada Maret 2024, pengiriman senjata yang berpotensi digunakan di Gaza dihentikan setelah Nicaragua mengajukan kasus terhadap Jerman di Mahkamah Internasional (ICJ), dengan tuduhan bahwa Jerman turut terlibat dalam tindakan genosida di Gaza.
Kritik terhadap Dukungan Jerman terhadap Israel
Jerman memiliki hubungan dekat dengan Israel, yang sebagian besar dipengaruhi oleh tanggung jawab historisnya terkait dengan masa lalu Nazi. Kanselir Jerman Olaf Scholz sering menekankan komitmen Jerman untuk memastikan keamanan Israel. Namun, dukungan tanpa syarat terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuai kritik dari berbagai pihak. Beberapa pihak berpendapat bahwa kebijakan tersebut merusak kredibilitas internasional Jerman dan semakin mengisolasi negara tersebut di panggung global.
Sejak dimulainya serangan Israel di Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 45.300 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dengan lebih dari 105.000 lainnya terluka. Selain itu, jutaan warga Palestina terpaksa mengungsi dan menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah, termasuk kekurangan pangan, pasokan medis, dan kebutuhan dasar lainnya.
Israel kini tengah menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait tindakannya di Gaza.