Apa Saja Perbedaan Ayam Kampung dan Ayam Ras?
Peternakan ayam. Foto Freepik--
Radarlambar.Bacakoran.co - Ayam kampung telah menjadi bagian dari budaya agraris masyarakat Indonesia sejak lama. Sebagai ayam tradisional, keberadaannya identik dengan kehidupan pedesaan. Nama ayam kampung berasal dari kebiasaan masyarakat dahulu yang memelihara ayam di lingkungan kampung, sebelum berkembangnya kota-kota besar seperti sekarang.
Hingga saat ini, ayam kampung tetap diminati karena rasa dagingnya yang khas dan tekstur yang berbeda dibanding ayam ras. Permintaan terhadap daging dan telur ayam kampung terus meningkat meskipun produktivitasnya lebih rendah dibandingkan ayam ras.
Ayam kampung memerlukan waktu lebih lama untuk dipanen, yaitu sekitar satu tahun, sedangkan ayam ras sudah siap jual dalam waktu sekitar enam minggu. Terlepas dari produktivitasnya yang rendah, penelitian telah menghasilkan varietas ayam kampung unggul yang mampu dipanen dalam waktu 60 hari, sehingga menawarkan peluang baru bagi peternak.
Salah satu keunikan ayam kampung adalah kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan yang beragam, meski produktivitasnya tidak seragam karena faktor genetik. Ayam kampung tidak dibedakan secara khusus menjadi jenis petelur atau pedaging; peternak menyesuaikan hasil ternak dengan kebutuhan pasar, baik untuk daging maupun telurnya.
Menariknya, ayam betina tetap dapat bertelur meskipun tanpa kehadiran ayam jantan, meskipun telur ini hanya untuk konsumsi dan tidak dapat ditetaskan. Proses pemeliharaan ayam kampung membutuhkan kesabaran karena waktu panennya yang lebih lama dibanding ayam ras.
Anak ayam kampung pada usia dua bulan, misalnya, masih berukuran kecil sehingga belum layak dijual sebagai ayam potong. Selain itu, produksi telur pun baru optimal pada usia delapan bulan, dengan syarat pemeliharaan dilakukan secara intensif dan kesehatan ayam terjaga.
Meskipun produktivitas ayam kampung tidak seefisien ayam ras, peluang usaha tetap terbuka lebar berkat permintaannya yang tinggi. Sistem pemeliharaan yang berkesinambungan dapat menjadi strategi untuk mengurangi risiko kerugian akibat lambatnya pengembalian modal.(*)