Selain Cuaca Buruk, Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Muan Diduga Akibat Menabrak Burung

Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel diduga disebabkan dua faktor yakni, tabrakan dengan kawanan burung hingga cuaca buruk. Foto Dok/Net--

Radarlambar.bacakoran.co- Kecelakaan pesawat Jeju Air yang terjadi di Bandara Internasional Muan pada Minggu (29/12/2024) diduga disebabkan oleh dua faktor yakni tabrakan dengan kawanan burung dan cuaca buruk.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Muan, Lee Jeong-hyun, yang menyatakan bahwa kedua kondisi tersebut memicu kerusakan pada mesin pesawat. Meski begitu, penyebab pasti dari insiden ini masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut.

“Dugaan awal kami adalah tabrakan burung yang terjadi di tengah cuaca buruk, namun penyebab pastinya akan diumumkan setelah investigasi selesai,” ujar Lee Jeong-hyun, mengonfirmasi potensi penyebab kecelakaan.

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea juga merilis rincian lebih lanjut terkait kejadian tersebut. Menurut laporan, menara pengawas sempat memberikan peringatan tentang potensi tabrakan dengan burung kepada pilot. Peringatan itu menyebabkan pesawat mencoba untuk kembali mendarat, tetapi usaha tersebut gagal.

Pesawat, yang berusaha mendarat tanpa roda pendaratan, akhirnya kehilangan kendali, keluar dari landasan pacu, menabrak pagar, dan terbakar. Kejadian tersebut terjadi sekitar tiga menit setelah peringatan dari menara pengawas disampaikan kepada pilot. 

Dalam komunikasi terakhir, pilot sempat mengeluarkan panggilan Mayday dua menit sebelum kecelakaan terjadi. Meskipun upaya penyelamatan telah dilakukan, insiden tragis ini menyebabkan ratusan korban jiwa, dengan jumlah korban tewas yang terus bertambah.

Pihak berwenang menegaskan bahwa panjang landasan pacu, yang mencapai 2.800 meter, bukanlah faktor penyebab kecelakaan.

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi menyatakan bahwa pesawat dengan ukuran serupa sebelumnya telah berhasil beroperasi di landasan tersebut tanpa kendala. 

Pihaknya menyebut bahwa landasan pacu yang memiliki panjang 2.800 meter tidak menjadi faktor penyebab. Pesawat dengan ukuran serupa telah beroperasi sebelumnya tanpa adanya masalah.

Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 itu membawa 181 orang, terdiri dari 175 penumpang dan 6 kru.

Berdasarkan data terbaru pada Minggu (29/12) pukul 14.42 waktu setempat, korban tewas mencapai 120 orang, melebihi setengah dari total orang yang berada di dalam pesawat.

Dua orang korban selamat yang semuanya merupakan pramugari kini telah dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

Proses penyelidikan kecelakaan ini masih berlangsung, dan pihak berwenang Korea Selatan berjanji akan memberikan penjelasan lebih rinci setelah semua data terkumpul.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan