Tiga Pemuda Dikeroyok Massa di Acara Orgen Tunggal, Polisi Masih Selidiki Pelaku

Unit Reskrim Polsek Bengkunat Polres Pesisir Barat saat melakukan olah TKP pengeroyokan tiga pemuda asal Kecamatan Ngaras di Kecamatan Ngambur. Foto Dok --
NGARAS - Suasana pesta rakyat di Pekon Sumber Agung, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), berubah mencekam pada Kamis dini hari, 16 Oktober 2025. Sekitar pukul 02.10 WIB, tiga pemuda asal Kecamatan Ngaras menjadi korban pengeroyokan brutal yang terjadi di tengah keramaian acara orgen tunggal. Akibat insiden itu, ketiganya mengalami luka berat dan harus menjalani perawatan intensif di fasilitas kesehatan setempat.
Kapolres Pesbar, AKBP Bestiana, S.I.K., M.M., melalui Kapolsek Bengkunat, Iptu Doni Dermawan Djunaidi, S.Psi., M.M., membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyampaikan bahwa Unit Reskrim Polsek Bengkunat telah menerima laporan resmi terkait kejadian tersebut melalui laporan polisi nomor: LP/B/21/X/2025/Spkt/Polsek Bengkunat/Polres Pesisir Barat/Polda Lampung.
“Iya benar, telah terjadi pengeroyokan. Kami sudah menerima laporan dari adik salah satu korban, AR, warga Pekon Kotabatu, Kecamatan Ngaras, pada Kamis, 16 Oktober 2025,” kata Doni Dermawan saat dikonfirmasi, Jumat, 17 Oktober 2025.
Menurutnya, terdapat tiga korban dalam kejadian itu. Mereka masing-masing berinisial SO, HS, dan WR, ketiganya merupakan warga Pekon Kotabatu, Kecamatan Ngaras. Berdasarkan laporan yang diterima pihak kepolisian, insiden bermula saat ketiga korban bersama seorang rekan lainnya, ZA, tengah menghadiri acara pesta rakyat berupa hiburan orgen tunggal di Pekon Sumber Agung. Acara itu digelar dalam rangka perayaan pernikahan salah satu warga setempat.
“Sekitar pukul 02.10 WIB dini hari, korban SO bersama ketiga rekannya sedang menonton hiburan musik tersebut. Tiba-tiba, ada seseorang yang tidak dikenal berteriak sambil menuduh korban dan rekan-rekannya sebagai maling,” terang Doni.
Teriakan itu langsung memancing emosi warga yang hadir. Massa yang sedang menikmati hiburan sontak mendekat ke arah korban dan melakukan pengeroyokan tanpa memastikan kebenaran tuduhan tersebut. Massa langsung memukul korban dengan tangan kosong. Beberapa di antaranya bahkan menggunakan senjata tajam. Dalam situasi kacau itu, salah satu rekan korban, ZA, berhasil melarikan diri. Namun, tiga lainnya yakni SO, HS, dan WR, tertangkap massa dan menjadi sasaran amukan. Akibatnya, mereka menderita luka berat di beberapa bagian tubuh.
“Korban SO mengalami luka parah di kepala dengan dua lubang yang harus dijahit, serta luka sayatan di punggung akibat senjata tajam,” jelasnya.
Sementara itu, korban HS mengalami luka berat di bagian kepala dengan tujuh lubang akibat benda tajam, luka robek di dagu kanan yang dijahit tiga jahitan, serta luka terbuka di bawah siku kiri yang dijahit dua jahitan. Untuk korban WR, luka yang dialaminya cukup serius. Ia mengalami robek di bagian pinggul kanan hingga menyebabkan organ dalam keluar, dan luka di mata kanan akibat pukulan benda tumpul.
“Ketiganya langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Hingga saat ini, para korban masih menjalani perawatan intensif di Puskesmas setempat karena kondisi mereka belum memungkinkan untuk dipindahkan,” katanya.
Masih kata dia, pihaknya juga telah melakukan langkah cepat dengan menurunkan tim untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi yang berada di lokasi saat kejadian. Saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan untuk mengungkap siapa pelaku utama pengeroyokan tersebut. Kepolisian berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan menindak tegas para pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Kami berharap siapa pun yang terlibat dalam aksi main hakim sendiri ini bisa segera ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya,” pungkasnya.(yayan)