Tahun Terpanas di China: Perubahan Iklim Makin Mengkhawatirkan

CUACA - Panas ekstrim di Shanghai Cina masyarakat tidak nyaman. Foto : CNN Indonesia--

Cuaca panas juga memengaruhi sektor pertanian, terutama di wilayah selatan China yang menjadi lumbung padi. Kenaikan suhu ini membuat hasil panen menurun drastis.

 

Sebagai contoh, kentang—di mana China menjadi produsen terbesar dunia—kini memiliki berat kurang dari 50% dari varietas normalnya akibat suhu ekstrem.

 

Untuk mengatasi dampak ini, pemerintah China mulai melakukan penelitian guna mengembangkan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap panas.

 

Namun, jika langkah alternatif ini tidak berhasil, produksi pangan China bisa menghadapi krisis besar.

 

Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dirilis Oktober 2024 memperingatkan bahwa berdasarkan kebijakan iklim saat ini, dunia berpotensi mengalami pemanasan hingga 3,1 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri pada akhir abad ini.

 

Kondisi ini memunculkan kekhawatiran besar tentang dampak jangka panjang bagi kehidupan manusia dan ekosistem bumi.

 

Para ahli memperingatkan bahwa perubahan iklim yang tak terkendali dapat membawa dunia menuju kehancuran, baik secara ekologis maupun sosial. Perlu tindakan kolektif yang lebih agresif untuk mengurangi emisi karbon dan memperlambat laju pemanasan global.

 

Tantangan ini menjadi pengingat bahwa perubahan iklim bukan hanya isu satu negara, melainkan ancaman global yang membutuhkan solusi bersama. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan