Masyarakat Pemangku Kedu Ujung Berbaharap Bebas dari Blankspot
2512--
LUMBOKSEMINUNG - Warga Pekon Ujung, Kecamatan Lumbokseminung, Kabupaten Lampung Barat menaruh harapan besar agar tower signal jaringan telekomunikasi dapat segera dibangun di pekonnya.
Sebab, pekon kedua yang berada di paling ujung perbatasan antara Kabupaten Lampung Barat dengan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) itu hingga kini belum tersentuh layanan sinyal jaringan yang maksimal baik telepon maupun jaringan internet. Cara lain untuk mendapatkan sinyal ialah dengan menuju titik-titik tertentu.
Hal demikian disampaikan tokoh masyarakat sekaligus mantan Peratin Ujung dua periode, Muslim. Menurutnya sudah berpuluh-puluh tahun warga mengeluhkan kondisi itu. “Di Pekon Ujung terutama di Pemangku Kedu memang kondisinya susah signal dan warga sudah sejak lama warga menginginkan adanya pembangunan tower telekomunikasi supaya mereka bisa berkomunikasi dengan lancar,” kata Muslim
Sebab menurut Muslim, jaringan signal telekomunikasi dan internet sangat penting dan telah menjadi bagian dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari. “Kami sudah usulkan ke Pemkab Lampung Barat melalui Diskominfo harapannya itu bisa di tindaklanjuti,” harapnya.
Bahkan, pihaknya memastikan tidak ada kendala jika nantinya membutuhkan lahan untuk pembangunan tower tersebut, karena pemerintah pekon dan masyarakat siap menyiapkan lahan. “Kalau ada kepastian usulan ini bisa terealisasi, secepatnya kami akan carikan lahan dan masyarakat tentu tidak keberatan karena ini untuk kepentingan bersama,” tandasnya.
Sementara itu, Redy salah seorang warga setempat tak menampik kondisi itu, menurutnya selama ini pihaknya kesulitan untuk mengakses ponsel baik itu internet maupun telepon seluler
”Jadi kalau mau menghubungi atau berkomunikasi lewat telepon itu harus keluar dari tempat kami dulu, antara ke wilayah Pekon Lombok kalau tidak ke wilayah OKU Selatan,” ungkapnya
Ia menyebut kondisi Blank Spot ini sudah berlangsung sejak lama, akan tetapi masyarakat tidak ada pilihan untuk tetap tinggal karena wilayah itu merupakan tempat mata pencaharian mereka untuk bertani dan berkebun.
”Kami tidak ada pilihan karena kebun berkebun disini, hanya saja kami berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian terhadap kondisi kami disini,” harapnya. (edi/lusiana)