Mitos dan Fakta Seputar Konsumsi Telur
Cara Membedakan Telur yang Segar dan Telur yang Busuk Agar Tidak Salah Memilih --Foto Freepik--
Radarlambar.bacakoran.co -Mungkin kamu pernah mendengar atau bahkan menegur seseorang untuk tidak makan telur terlalu banyak, dengan alasan bisa menyebabkan bisulan atau masalah kesehatan lainnya. Namun, apakah benar demikian? Telur, sebagai bahan pangan yang mudah diolah dan terjangkau, kerap kali mendapat pandangan negatif, terutama terkait dengan isu kolesterol dan penyakit jantung.
Telur memang sering dianggap sebagai penyebab berbagai masalah kesehatan, seperti bisulan atau kolesterol tinggi. Padahal, sebagian besar anggapan tersebut adalah mitos yang tidak sepenuhnya didukung oleh fakta ilmiah.
Telur di Mata Ilmu Gizi: Makanan yang Bergizi dan Sehat
Telur mengandung banyak nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, vitamin A, B, dan D, serta asam lemak omega-3. Sebutir telur berukuran besar mengandung sekitar 6 gram protein, 72 kalori, dan sejumlah nutrisi seperti lutein dan zeaxanthin yang baik untuk kesehatan mata. Bahkan, telur juga mengandung kolin yang penting untuk fungsi otak. Mengingat kandungan gizi tersebut, telur sering kali dianggap sebagai makanan yang sehat bila dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.
Namun, selama bertahun-tahun, telur mendapat reputasi buruk, terutama terkait dengan kandungan kolesterol dalam kuning telur. Pada pertengahan abad ke-20, banyak penelitian yang mengaitkan konsumsi makanan tinggi kolesterol, seperti telur, dengan peningkatan kadar kolesterol darah yang berisiko menyebabkan penyakit jantung. Seiring berjalannya waktu, penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa kolesterol dari makanan, seperti telur, tidak memberikan dampak besar pada kadar kolesterol darah bagi kebanyakan orang. Lemak jenuh, yang lebih sering ditemukan dalam produk makanan olahan, lebih berpengaruh pada kolesterol darah dan risiko penyakit jantung.
Penelitian Terbaru: Kolesterol dari Telur Tidak Seburuk yang Dibayangkan
Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh BMJ pada tahun 2018 menunjukkan bahwa konsumsi satu butir telur per hari tidak meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, bahkan bisa menurunkan risiko tersebut. Penelitian lain yang dilakukan oleh American College of Cardiology pada April 2024 membandingkan konsumsi telur fortifikasi (telur yang diperkaya dengan nutrisi tambahan) antara dua kelompok partisipan yang berusia di atas 50 tahun. Hasilnya, tidak ada perbedaan signifikan dalam kadar kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL) antara kelompok yang mengonsumsi 12 telur per minggu dan kelompok yang mengonsumsi lebih sedikit telur.
Namun, meski telur memiliki manfaat gizi yang baik, konsumsi telur dalam jumlah berlebihan tetap harus diperhatikan, terutama bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi. Dietisien Lizzy Swick mengingatkan bahwa meskipun sebagian besar orang bisa mengonsumsi telur tanpa masalah, mereka yang memiliki kecenderungan menyerap kolesterol secara berlebihan perlu membatasi konsumsi kuning telur.
Berapa Banyak Telur yang Aman untuk Dikonsumsi?
Menurut ahli gizi dr. Putri Sakti Dwi Permanasari, bagi orang yang sehat dan tidak memiliki riwayat kolesterol tinggi, konsumsi telur setiap hari masih aman, dengan catatan kuning telur tidak lebih dari satu butir per hari. Bagi mereka yang memiliki masalah kolesterol, disarankan untuk mengurangi konsumsi kuning telur menjadi sekitar 3-4 kali seminggu.
Selain itu, cara memasak telur juga mempengaruhi kandungannya. Mengolah telur dengan cara yang lebih sehat, seperti dikukus atau direbus, jauh lebih baik dibandingkan menggorengnya dengan banyak minyak. Jika menggunakan minyak, sebaiknya gunakan sedikit minyak dan oleskan atau semprotkan, bukan dituangkan begitu saja.
Kesimpulan: Telur Adalah Makanan Bergizi yang Aman Dikonsumsi dengan Bijak
Telur adalah sumber protein dan nutrisi yang sangat baik bagi tubuh. Namun, seperti makanan lainnya, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang tepat. Bagi orang yang sehat, mengonsumsi telur setiap hari tidak akan menimbulkan masalah kesehatan asalkan kuning telur dikonsumsi dengan bijak. Sementara bagi yang memiliki masalah kolesterol atau kondisi medis tertentu, konsumsi telur sebaiknya dibatasi. Ingat juga, cara memasak telur memengaruhi kualitas dan kandungannya. Maka, pastikan untuk memilih cara pengolahan yang lebih sehat agar manfaat telur bisa dirasakan secara maksimal. (*)