Warga Indonesia Disebut Rawan Kena, Ini Dia Gejala Nomophobia

Ilustrasi orang bermain handphone. Foto--Getty Images--
Radarlambar.bacakoran.co- Di zaman sekarang, sulit untuk membayangkan hidup tanpa smartphone. Ponsel pintar telah menjadi alat yang sangat penting dengan berbagai fungsinya. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik kita.
Salah satu masalah yang muncul akibat ketergantungan terhadap smartphone adalah nomofobia, singkatan dari "No Mobile Phone Phobia." Kondisi ini merujuk pada kecemasan yang muncul ketika seseorang tidak membawa ponsel mereka atau tidak dapat mengakses ponsel akibat baterai habis atau masalah sinyal.
Nomofobia ini belum diakui secara resmi dalam Manual Diagnostik Gangguan Mental, namun gejalanya sangat mirip dengan fobia lain, seperti kecemasan, kegelisahan, dan kesulitan bernapas.
Selain itu, beberapa penelitian mengaitkan nomofobia dengan gejala penarikan diri dari kehidupan sosial dan kecanduan. Hal ini mengarah pada kemungkinan dimasukkannya "Gangguan Kecanduan Ponsel Pintar" dalam daftar gangguan mental yang diakui.
Data terbaru menunjukkan bahwa di Indonesia, kecanduan smartphone sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Berdasarkan laporan State of Mobile 2024 yang dirilis oleh Data.AI, warga Indonesia tercatat menghabiskan waktu rata-rata 6,05 jam setiap hari untuk menggunakan ponsel.
Ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan durasi waktu tertinggi yang dihabiskan di perangkat mobile, mengalahkan Thailand dan Argentina yang berada di posisi kedua dan ketiga.
Meskipun pada tahun 2022 waktu yang dihabiskan lebih tinggi, yakni 6,14 jam per hari, warga Indonesia tetap menunjukkan kecenderungan untuk menghabiskan banyak waktu di depan layar.
Selain itu, Indonesia juga tercatat di posisi kelima dalam hal jumlah unduhan aplikasi, dengan total sekitar 7,56 miliar unduhan sepanjang tahun 2023.
Kecanduan smartphone yang semakin meningkat ini membawa dampak negatif yang tidak hanya mempengaruhi produktivitas, tetapi juga kesehatan mental penggunanya.
Dengan begitu banyaknya waktu yang dihabiskan di dunia digital, penting bagi setiap individu untuk lebih bijak dalam mengatur penggunaan ponsel dan menyadari potensi dampak buruknya.(*)