Kerukunan Budaya dalam Perayaan Cap Go Meh di Singkawang

Salah satu kegiatan dalam perayaan Cap Go Meh / Foto---Net.--

Tatun konon adalah orang yang mempunyai kesaktian yang berperan sebagai perantara roh nenek moyang dan dewa. 

Selama parade ini, masyarakat Tatun mengenakan kostum tradisional yang mengesankan dan melakukan pertunjukan luar biasa seperti berjalan di atas pedang dan mampu menusuk diri sendiri dengan benda tajam tanpa terluka. 

Tindakan ini dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.

Persiapan untuk Parade Daitong dimulai jauh sebelum acara dengan serangkaian ritual penyucian diri. 

Pada hari perayaan, masyarakat Thatung berparade di kota dalam suasana penuh warna dan semarak, menyuguhkan pemandangan unik dan menakjubkan.

Cap Goh Meh di Singkawang bukan hanya festival budaya, tetapi juga simbol sejati persatuan dalam keberagaman. 

Seluruh lapisan masyarakat, termasuk masyarakat Tionghoa, Dayak, dan Melayu, bersatu dalam semangat gotong royong dan toleransi. 

Mereka bekerja sama untuk mempersiapkan, melaksanakan, dan merancang acara.

Selain Parade Datong, Anda juga dapat menikmati festival penerangan lentera yang indah di malam hari, pasar yang menjual makanan tradisional yang lezat, dan berbagai pertunjukan seni dan budaya. 

Hidangan khas seperti Chai Kueh, Bak Chan, dan Kueh Klangjan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Melalui semangat solidaritas dan toleransi yang kuat, Cap Go Meh di Singkawang tidak hanya merupakan perayaan budaya tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya Indonesia dalam keberagaman dan harmoni.

Festival ini mengajarkan pentingnya hidup berdampingan secara damai dan merupakan contoh nyata kerukunan budaya di negara ini.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan