Pemerintah Rencanakan Impor 200 Ribu Ton Gula

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi. -Foto Dok---

Radarlambar.bacakoran.co - Pemerintah Indonesia mengambil langkah penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional dengan memutuskan untuk mengimpor 200 ribu ton gula mentah (raw sugar) pada tahun ini. Langkah ini diambil oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebagai upaya untuk mengantisipasi potensi ketidakstabilan pasokan gula di masa depan, meskipun produksi dalam negeri masih mencukupi.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa keputusan impor ini bukan disebabkan oleh kekurangan produksi gula dalam negeri. Namun, ini dilakukan sebagai langkah antisipasi guna mem-perkuat stok cadangan pangan pemerintah. Arief menyampaikan bahwa harga gula mulai menunjukkan tren kenaikan, dan hal tersebut ber-kontribusi terhadap inflasi sebesar 1,4 persen, yang mendorong kebu-tuhan akan tambahan pasokan gula.

Impor ini bukan karena produksi gula kita kurang, tetapi lebih kepada menjaga stok cadangan pangan pemerintah. Kita perlu menambah ca-dangan gula, seperti yang pernah dilakukan pada impor beras beberapa waktu lalu, guna mengantisipasi situasi yang tak terduga di masa de-pan, ujar Arief saat konferensi pers di Kementerian Koordinator Bi-dang Pangan, katanya.

Meskipun produksi gula dalam negeri masih cukup untuk memenuhi kebutuhan, yaitu sekitar 4,5 bulan, pemerintah tidak ingin mengambil risiko apabila terjadi kendala dalam distribusi atau perubahan kondisi pasar yang tidak terduga. Menurut Arief, impor ini dimaksudkan untuk memperkuat stok cadangan pemerintah sehingga dapat menanggulangi potensi krisis pangan yang mungkin timbul.

Arief juga mengungkapkan bahwa kebijakan impor gula ini memiliki tujuan yang sama dengan kebijakan impor beras sebelumnya, yang ber-tujuan untuk meningkatkan stok cadangan pangan pemerintah. Mes-kipun produksi gula dalam negeri masih mencukupi, dengan produksi mencapai 2,5 juta ton dari petani tebu lokal, pemerintah merasa perlu untuk meningkatkan stok guna mengantisipasi potensi lonjakan harga atau kekurangan pasokan.

Selain itu, Arief menekankan pentingnya menjaga harga gula di tingkat petani, khususnya dengan memasuki masa panen tebu yang akan dimu-lai pada bulan April. Impor gula mentah ini akan diatur sedemikian ru-pa agar tidak berdampak buruk pada harga jual petani, dengan mem-pertimbangkan waktu kedatangan gula impor agar sesuai dengan masa giling tebu dalam negeri.

Kami harus memastikan bahwa harga gula di tingkat petani tetap stabil. Impor ini akan dilakukan secara bertahap agar tidak terjadi lonjakan pasokan yang bisa menekan harga petani, tambahnya.

Kebutuhan gula nasional diperkirakan mencapai 230 ribu hingga 300 ribu ton per bulan. Tahun lalu, pemerintah mengimpor sekitar 700 ribu ton gula konsumsi, sementara produksi dalam negeri mampu memen-uhi sebagian besar kebutuhan dengan mencapai 2,5 juta ton. Dengan keputusan impor 200 ribu ton gula mentah pada tahun ini, pemerintah berharap dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan gula di pasar, tanpa mengganggu pasokan untuk petani.

Arief juga menjelaskan bahwa pemerintah akan mengatur kedatangan gula impor agar selaras dengan musim giling tebu dalam negeri, mem-perhitungkan harga gula dunia dan fluktuasi nilai tukar rupiah ter-hadap dolar AS. Hal ini untuk memastikan bahwa gula impor tidak mempengaruhi harga jual gula dalam negeri yang dihasilkan oleh petani.

Namun, kebijakan impor gula ini bertentangan dengan pernyataan sebelumnya dari Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, yang berkali-kali menyampaikan bahwa pemerintah akan menghenti-kan impor empat komoditas pangan utama mulai tahun ini. Dalam be-berapa kesempatan, Zulhas menegaskan bahwa pemerintah berencana untuk menghentikan impor beras, garam, gula, dan jagung untuk men-dorong swasembada pangan nasional.

Tujuan dari penghentian impor ini adalah untuk mengurangi ketergan-tungan pada pangan impor dan mendorong kemandirian pangan dalam negeri, ungkap Zulhas dalam sebuah pertemuan koordinasi bidang pangan di Makassar pada Januari lalu.

Meskipun demikian, Arief menegaskan bahwa keputusan impor gula pada tahun ini adalah langkah yang diperlukan untuk menjaga ca-dangan pangan pemerintah. Ia menambahkan bahwa penugasan impor gula ini akan dibicarakan lebih lanjut dengan Menteri BUMN Erick Thohir untuk memastikan mekanisme pelaksanaannya berjalan dengan lancar.

Kebijakan impor gula ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia terus berupaya mengurangi ketergantungan pada pangan impor, pemerintah tetap memerlukan langkah-langkah strategis untuk menjaga ketahanan pangan dalam negeri. Dengan tetap memperhatikan harga petani dan memastikan stok cadangan pangan cukup, pemerintah ber-harap dapat menghadapi berbagai tantangan di masa depan tanpa me-rugikan sektor pertanian lokal.(*/adi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan