PT GNI Terancam Tutup Total Akibat Harga Nikel yang Merosot

PT GNI Terancam Tutup Total Akibat Harga Nikel yang Merosot. -Foto-net.--

Radarlambar.bacakoran.co - PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI), salah satu perusahaan smelter nikel terbesar di Indonesia yang berlokasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, dilaporkan menghadapi ancaman penutupan produksi total. 

Langkah ini mengikuti kebangkrutan perusahaan induknya di China, Jiangsu Delong Nickel Industry Co Ltd, yang merupakan raksasa baja tahan karat.

Kondisi ini semakin diperburuk dengan penurunan harga nikel global yang telah berlangsung sejak akhir 2022, yang menyebabkan perusahaan kesulitan memperoleh bijih nikel dan menunda pembayaran kepada pemasok lokal. 

Akibatnya, produksi di smelter tersebut terhambat, dan jika situasi ini tidak segera membaik, PT GNI berpotensi menghentikan operasinya dalam waktu dekat.

Sejak investasi hampir US$ 3 miliar atau sekitar Rp42 triliun yang diresmikan pada 2021 oleh Presiden Joko Widodo, PT GNI seharusnya menjadi salah satu pilar utama hilirisasi nikel di Indonesia. 

Namun, tantangan berat berupa harga nikel yang fluktuatif, serta persaingan ketat dengan Tsingshan Holding Group yang juga menguasai pasar smelter nikel di Indonesia, menambah kesulitan yang dihadapi perusahaan.

Selain masalah finansial, PT GNI juga pernah mengalami insiden ledakan di fasilitas pemurniannya pada 2022 yang menyebabkan dua orang karyawan meninggal dunia.

 Kini, dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang mereka gunakan dan kapasitas pemurnian sebesar 1,9 juta ton Nickel Pig Iron (NPI) per tahun, PT GNI masih berjuang untuk bertahan di tengah gejolak pasar dan persaingan industri yang semakin ketat. (*adi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan