Ekonomi Sulit, Bagaimana Daya Beli di Ramadhan 2025?

Konsumsi Ramadan 2025 diprediksi naik, tetapi daya beli masyarakat masih tertekan akibat inflasi rendah dan gelombang PHK-AI Image Generator-

Sepanjang tahun lalu, lebih dari 77.000 tenaga kerja terkena PHK, dan pada Januari 2025 jumlahnya bertambah 4.050 orang. 

Hal ini membuat banyak masyarakat lebih berhati-hati dalam pengeluaran, meskipun tradisi mudik dan belanja Lebaran tetap berlangsung.

Sementara itu, Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef memproyeksikan konsumsi masyarakat selama Ramadhan dan Lebaran 2025 bisa mencapai Rp1.188 triliun. 

Lonjakan ini didorong oleh pencairan THR dan gaji ke-13 bagi ASN, serta program Harbolnas dan BINA. 

Namun, inflasi musiman akibat lonjakan permintaan tetap menjadi risiko yang harus diwaspadai, terutama pada sektor bahan pokok dan energi. 

Konsumsi minyak goreng diperkirakan meningkat 14,67%, sementara permintaan BBM jenis Pertamax dan Pertalite naik masing-masing 16,7% dan 11,2%.

Dari sisi ritel, meskipun penjualan diperkirakan meningkat dibandingkan periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, pertumbuhannya mungkin tidak setinggi tahun lalu. 

Salah satu faktornya adalah kedekatan waktu antara Nataru dan Lebaran, yang membuat masyarakat sudah lebih dulu berbelanja besar dua bulan sebelumnya. 

Ketua Umum Hippindo menekankan bahwa stimulus dari pemerintah, seperti diskon tarif pesawat, tol, listrik, serta insentif untuk UMKM, dapat membantu menjaga daya beli tetap stabil.

Untuk mendorong konsumsi, pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah, termasuk diskon tiket pesawat domestik lebih dari 10% selama dua minggu, diskon tarif tol 20%, program mudik gratis bersama 74 BUMN, serta operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok.

Melihat tantangan yang ada, Menko Perekonomian menekankan pentingnya strategi jangka panjang agar konsumsi tidak hanya meningkat saat musim tertentu. 

Ia berharap sektor ritel bisa memanfaatkan momentum libur sekolah setelah April agar daya beli tetap terjaga hingga akhir tahun.

Dengan berbagai kebijakan dan program yang telah disiapkan, Ramadhan dan Lebaran 2025 tetap berpotensi menjadi pendorong konsumsi domestik, meski daya beli masyarakat masih menghadapi tekanan akibat kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan